Kreator Doraemon dan Ninja Hattori Berpulang

- Sabtu, 9 April 2022 | 11:50 WIB
Fujiko A. Fujio (kanan) bersama Fujiko F. Fujio. (Wiki Fandom)
Fujiko A. Fujio (kanan) bersama Fujiko F. Fujio. (Wiki Fandom)

TOKYO – Komikus Jepang Fujiko A. Fujio, yang dikenal lewat Ninja Hattori dan Doraemon, berpulang. Pria bernama lahir Motoo Abiko itu meninggal pada Kamis (7/4) pagi di rumahnya di Kawasaki, 18 km dari Tokyo. Berdasar laporan kepolisian, sebagaimana dikutip Nikkei Asia, polisi menerima panggilan darurat terkait seseorang yang kolaps pukul 08.40 waktu setempat.

Ketika polisi dan ambulans datang, Abiko dinyatakan telah meninggal. Hingga kini, pihak berwenang masih melakukan investigasi. Namun, dalam pernyataan sementara, polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan atau luka di tubuh kartunis berusia 88 tahun itu.

Abiko merupakan ’’pahlawan’’ masa kecil bagi banyak orang. Dia adalah kreator Doraemon dan Ninja Hattori. Di tanah air, serial kartun tersebut ditayangkan sejak era 1990-an. Dia merupakan sahabat masa kecil sekaligus tandem Fujiko F. Fujio –yang memiliki nama asli Hiroshi Fujimoto– dalam menciptakan Doraemon.

Duo pemilik nama pena Fujiko Fujio itu lahir dan besar di Prefektur Toyama. Keduanya, secara individu maupun bersama, memulai karier di awal 1950 sebelum pindah ke Tokyo pada 1954. Seiring popularitasnya, Abiko dan Fujimoto pun berbagi tugas. Fujimoto menangani manga yang fokus pada cerita anak, sedangkan Abiko memiliki tema yang lebih luas. Mulai manga kocak untuk pembaca muda sampai kisah horor buat pembaca yang lebih dewasa. Mereka lalu memutuskan berpisah pada 1980-an.

Karier yang berlangsung lebih dari setengah abad membuat Abiko diapresiasi oleh pemerintah setempat. Pada 2005 dia menerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Sains, dan Teknologi Jepang. Tiga tahun setelahnya, Abiko dianugerahi Order of the Rising Sun, Gold Rays with Rosette, gelar kehormatan dari kekaisaran Jepang.

Abiko adalah salah satu dari banyak mangaka era 1950 dan 1960-an yang tinggal di Tokiwa-so, rumah apartemen di Tokyo. Selain bersama Fujimoto, dia juga sempat tinggal bersama Fujio Akatsuka –komikus raja lawak yang dikenal lewat Tensai Bakabon– dan Shotaro Ishinomori yang melejit lewat serial Super Sentai.

Meski tinggal bersama, Abiko menyebut para mangaka punya hubungan yang unik. ’’Sebenarnya, kami ini musuh satu sama lain. Tiap kali ada yang karyanya diterima, kami pasti tegang. Soalnya, ada karya yang terpaksa disingkirkan (karena halaman muat terbatas di majalah),’’ kata Abiko dalam wawancara dengan Jump Square pada Januari 2008. Meski demikian, mereka tetap saling dukung. ’’Kalau ada yang karyanya dimuat, kami ikut senang,’’ lanjutnya. Kini, apartemen itu telah disulap menjadi museum. Lengkap dengan koleksi dan barang-barang yang dekat dengan mantan penghuninya.

Abiko mengakui, menjadi mangaka atau seniman visual lainnya tak selalu sama dengan ekspektasi banyak orang. Abiko sering mendengar nasihat bahwa pekerja seni harus pergi keluar, main, dan punya kehidupan cinta yang manis. ’’Sebagai mangaka, kami tak cuma membuat cerita dari apa yang pernah kami lalui, tapi juga dengan pengamatan sekitar yang jeli. Dengan itu, karya kalian akan terus berkembang,’’ tuturnya. Menurut dia, manga yang dibuat orang-orang dengan kehidupan biasa saja –bahkan dianggap pecundang– akan lebih menarik ketimbang karya seseorang yang memiliki kehidupan baik-baik saja. (fam/c18/ayi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X