Azan Jadi Soal, Syiar Islam Dikebiri?

- Rabu, 23 Maret 2022 | 10:48 WIB

Dewi Murni,
Praktisi Pendidikan Al-Quran, Balikpapan Selatan

Netizen riuh usai Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas membandingkan suara spiker masjid dan musala dengan gonggongan anjing. Tagar #Tangkapyakut pun trending di Twitter. Yaqut mengatakan, pengeras suara di masjid harus diatur agar tercipta hubungan yang lebih harmonis antar-umat beragama. Dia juga mengibaratkan gonggongan anjing yang mengganggu hidup bertetangga (cnnindonesia.com, 24/2/2022).

Wajar saja umat marah. Azan adalah seruan agung yang memuat dua nama besar nan mulia; Allah SWT dan Rasul Muhammad SAW. Sehingga azan yang berisi kalimat tauhid itu sangat tidak pantas disandingkan dengan perumpamaan gonggongan anjing, hewan yang dihukumi najis besar dalam syariat Islam.

Pengaturan suara azan ini bukan hal baru, sebelumnya tahun 2013 Ketua Umum Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengatakan, pihaknya akan membuat aturan terkait penggunaan pengeras suara masjid.

Adapun bila toleransi yang ingin ditegakkan, hendaknya kebijakan itu adil. Kaum muslimin juga memiliki hak untuk ditoleransi menjalankan agamanya. Apalagi negeri ini adalah negerinya mayoritas muslim. Sehingga hal yang wajar jika simbol-simbol Islam tersiar di mana-mana. Justru aneh bila negeri mayoritas muslim sepi dari sahutan azan siang dan malam. Jika bukan di negeri muslim lantas di mana lagi azan disyiarkan.

Fenomena seperti ini seakan menunjukkan adanya toleransi yang berat sebelah dan aroma islamphobia. Ketakutan yang tidak mendasar terhadap Islam, bahkan diikuti sebuah rasa kebencian hingga terbit anggapan Islam sumber gangguan.

Patut diwaspadai karena dengan islamphobia akan menjadikan umat tidak lagi mengambil Islam secara kaffah atau menyeluruh sebagai standar perbuatannya. Sebaliknya, umat akan berpaling ke cara pandang lain semisal sekulerisme dan liberalisme.

Ustaz Felix Siauw di channel YouTube-nya mengunggah video berdurasi 30 menit dengan judul Terganggu Adzan. Di dalam video tersebut beliau menceritakan kondisi Turki setelah azan dilarang dengan bahasa Arab yakni pemahaman Islam masyarakatnya sangat berkurang sama sekali, orang jadi takut pergi ke masjid dan tidak memiliki semacam hype untuk pergi ke masjid.

Sesungguhnya azan merupakan bagian dari syiar Islam yang semakin memperkuatkan Islam. Karena itu memperlemah Islam bisa dilakukan dengan memperlemah dan mematikan syiarnya. Kita patut mewaspadai adanya pengebirian terhadap syiar Islam ini oleh pihak oknum tertentu dalam rangka meredam kebangkitan Islam dan menjauhkan umat dari agamanya.

Terdapat kemuliaan besar bagi para muazin maupun yang mendengarkan azan. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda. "Seorang muazin akan diampuni dosanya sejauh jangkauan suaranya, dan setiap makhluk hidup maupun benda mati akan menjadi saksi baginya.”
“Tidaklah suara azan yang keras dari yang mengumandangkan azan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu yang mendengarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat.” (HR Bukhari 609).

Banyak hal yang sebenarnya butuh perhatian besar pemerintah ketimbang azan. Semisal kondisi umat yang masih banyak buta membaca Al-Qur’an dengan benar.

Ketua Yayasan Indonesia Mengaji Komjen Pol Syafruddin menyampaikan 65 persen dari jumlah penduduk Indonesia beragama Islam tidak bisa membaca Al-Qur’an. Miris. Mengingat kemampuan membaca Al-Qur’an harusnya menjadi kemampuan dasar yang mesti dimiliki setiap muslim. Selain itu, umat masih sangat membutuhkan sentuhan dari negara berupa pembinaan akidah sebab fenomena murtad, syirik, dan penghinaan agama masih banyak terjadi. Data.

Itulah buah dari penerapan sistem sekulerisme yang tidak menjadikan agama sebagai hukum kehidupan. Sistem sekulerisme pula yang menjadikan suatu negara tidak mengemban dakwah baik ke dalam negeri maupun luar negeri. Sebaliknya, dakwah justru kerap dipermasalahkan bahkan dikriminalisasi.

Untuk itu, kita harus segera meninggalkan pandangan sekulerisme dari setiap sendi kehidupan. Lalu mengambil kembali sistem Islam sebagaimana dulu Rasulullah dan para sahabatnya menegakkan sistem itu dalam kehidupan bernegara. Semata-mata untuk meraih rida Allah, menggapai keberkahan dan menciptakan negeri yang mencintai dakwah. (luc/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X