BALIKPAPAN-Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) direncanakan tersambung langsung menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) akan mengoneksikan jalan tol pertama di Kalimantan itu, dengan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya menargetkan jalan tol baru yang terintegrasi dengan Tol Balsam itu bisa beroperasi pada 2024. Di mana Kementerian PUPR menargetkan hingga 2024, ada penambahan ruas jalan tol sepanjang 2.390-an kilometer. Untuk melengkapi ruas tol yang sudah beroperasi saat ini sepanjang 2.600 kilometer.
“Tahun 2024 beroperasi lagi sepanjang 2.390-an kilometer jalan tol. Tidak hanya di Jawa, di Kalimantan, Tol Balikpapan-Samarinda nanti akan kita sambungkan dengan IKN,” terang Basuki di kanal YouTube Sekretariat Kabinet, Jumat (18/3) lalu.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Junaidi mengatakan, pembangunan jalan Tol IKN yang tersambung dengan Tol Balsam itu akan terdiri dalam enam seksi. Ruas tol yang akan dibangun pertama adalah Segmen 3A dan 3B. Mulai Kilometer 11 atau Kilometer 13 di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara. Tepatnya Seksi 1 Tol Balsam, yakni Tol Karang Joang.
Selanjutnya dari Karang Joang akan dibangun dengan desain berkelok menuju Kelurahan Kariangau, Balikpapan Barat yang berada di Seksi 3B. “Memang kami tidak bisa menarik garis lurus. Karena di situ, harus menghindari Hutan Lindung Sungai Wain. Jadi terpaksa melipir,” katanya beberapa waktu lalu.
Dia melanjutkan dari Seksi 3B Kariangau, jalan tol akan singgah di Kaltim Kariangau Terminal (KKT) atau Terminal Peti Kemas Kariangau di Kilometer 13, Balikpapan Utara. Hingga menuju junction atau persimpangan di Pulau Balang.
Bila ke sebelah kiri akan menuju Seksi 5A dan 5B. Yang ruas tolnya melintasi Jembatan Pulau Balang. Sementara jika lurus, akan menuju Seksi 4. Dan terhubung langsung ke KIPP IKN. “Kalau ke kiri menuju (Jembatan) Pulau Balang hingga tembus Bandara VVIP. Kalau terus, ada juga akses langsung menuju kawasan IKN. Tapi kami masih memerlukan pembangunan immersed tunnel atau tunnel (terowongan) bawah laut di titik (Seksi) 4 itu,” terang pria kelahiran Lahat, 7 Juni 1964 itu.
Bila dirinci, pada Seksi 1 Tol IKN akan menghubungkan Bandara SAMS Sepinggan dengan Seksi 5 Tol Balsam di Tol Manggar sepanjang 7,01 kilometer. Untuk ruas tol itu memerlukan biaya pembangunan Rp 2,1 triliun.
Lalu Seksi 2 adalah ruas tol eksisting yang berada di Seksi 5 Tol Balsam hingga Seksi 1 Tol Balsam di Tol Karang Joang. Sementara Seksi 3A dan 3B adalah segmen Kilometer 11 Tol Balsam atau Kilometer 13 Kelurahan Karang Joang hingga simpang Tempadung. Yang akan dibangun sepanjang 20,3 kilometer. Untuk pembangunan ruas tol itu memerlukan biaya Rp 4,9 triliun dan interchange atau persimpangan di Pulau Balang Rp 0,22 miliar.
Sementara itu, Seksi 4 sepanjang 13,46 kilometer, akan dibangun mulai segmen Simpang Tempadung menuju rencana outer ring road atau jalan lingkar luar IKN. Dengan nilai pembangunan sebesar Rp 7,3 triliun.
Lalu Seksi 5A dan 5B sepanjang 12,5 kilometer untuk segmen Simpang Tempadung hingga menuju rencana Bandara VVIP di Kelurahan Gersik, Kecamatan Penajam. Ruas tol itu direncanakan memerlukan anggaran Rp 6,2 triliun. Terakhir adalah Seksi 6 dari segmen Bandara VVIP menuju rencana outer ring road IKN sepanjang 17,02 kilometer. Dengan nilai pembangunan Rp 3,4 triliun.
Selain itu, ada tambahan ruas tol, dari Seksi 4 yakni exit toll-inner ring road (pintu keluar tol dan jalur lingkar dalam) IKN sepanjang 2,65 kilometer. Yang pembangunannya diperkirakan Rp 0,37 triliun.
Dengan demikian, pembangunan jalan bebas hambatan untuk IKN sepanjang 70,29 kilometer itu memerlukan anggaran Rp 27,49 triliun. Anggaran tersebut, tanpa memasukkan perkiraan biaya pembebasan lahan sebesar Rp 3,11 triliun.
Pembangunannya akan dimulai pertengahan tahun ini atau tepatnya Juni 2022. Diperkirakan rampung semester pertama 2024. “Untuk tolnya nanti, ROW-nya (right of way atau lebar jalannya) 100 meter. Di kanan dan kirinya tetap akan ada hutan. Kami pertahankan. Itu perlu dukungan gubernur Kaltim, untuk persiapan lahan yang akan dibangun tol ini,” pungkas Junaidi. (rom/k16)
RIKIP AGUSTANI
[email protected]