Helena Lin Legi, warga Perumahan Korpri Griya Mutiara Asri RT 07 Blok JJ Nomor 6 Kelurahan Sungai Parit, Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara (PPU) seolah ketiban pulung, beroleh anugerah kesempatan memakaikan baju adat Dayak kepada orang nomor satu di Republik Indonesia, yaitu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
KESEMPATAN langka dan sulit bakal terulang itu terjadi pada momentum Jokowi berkemah di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Sepaku, PPU, Senin (14/3). Usai memakaikan baju adat kepada presiden, Helena Lin Legi seolah tidak percaya. Bahkan, ia mengaku nervous (grogi) meskipun setelah beberapa jam telah meninggalkan lokasi tempat acara. “Saya masih nervous ini,” kata Helena Lin Legi saat ditanya wartawan media ini terkait pengalamannya bersama Jokowi, kemarin.
Sejurus kemudian, ia mengungkapkan, pertemuan dengan presiden adalah sebuah anugerah yang nilainya tak terhingga. “Itu tadi kesempatan emas yang tidak akan terlupakan dalam hidup saya. Apalagi ini adalah momen terkait penyatuan tanah dan air seluruh Indonesia untuk pembangunan IKN Nusantara,” tuturnya.
Saat berada di titik nol IKN bersama 34 gubernur se-Indonesia menyatukan tanah dan air dari masing-masing provinsi dalam sebuah kendi nusantara. Ritual tersebut dimaksudkan sebagai simbol penyatuan tanah dan air di Nusantara. “Baju Dayak yang saya pakaikan ke Pak Jokowi sudah saya siapkan selama tiga bulan yang lalu. Dengan penuh keyakinan dan doa yang tiada henti, bahwa suatu saat saya akan bertemu dengan beliau,” kata ketua Dewan Adat Dayak (DAD) PPU itu. Ia menceritakan, baju, topi dan kalung ia pesan dari saudaranya di Samarinda, yang memang perajin pakaian dan aksesori Dayak.
Sebelumnya, sekira akhir Januari 2022, Dandim PPU menghubunginya melalui saluran telepon, dan meminta ketemu untuk membahas rencana kunjungan RI 1. Kemudian dandim mengirim staf menjemputnya dan membahas rencana kunjungan Jokowi. Keesokan harinya, katanya, dari Kodam juga meneleponnya, koordinasi hal yang sama. Yaitu, memintanya membantu mempersiapkan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk kunjungan tersebut.
“Saya bersama Ketua Lembaga Adat Paser PPU Pak Musa kemudian mengadakan pertemuan, untuk menyusun rencana. Saya berusaha membantu semampu saya. Tanpa ada sedikit pun saya bicara bahwa saya harus ketemu Pak Jokowi,” kata Helena Lin Legi. Bahkan, awalnya saat di lokasi acara yang dipusatkan di titik nol IKN Nusantara itu Pampampres pun tidak memperbolehkan masuk. Barang-barang yang sudah saya persiapkan selama tiga bulan itu ditahan di pintu masuk camp,” tandasnya. (far/k15)
ARI ARIEF
[email protected]