13 Provinsi Lampaui Puncak Delta, Indonesia Tidak Akan Buru-Buru Lepas Status Pandemi

- Selasa, 22 Februari 2022 | 12:27 WIB
Wadah isolasi terpadu di Samarinda.
Wadah isolasi terpadu di Samarinda.

JAKARTA- Ada 13 Provinsi di Indonesia mengalami kenaikan BOR dan kasus harian yang telah melampaui puncak gelombang delta. Untuk itu, pemerintah menyatakan Indonesia tidak akan latah mengikuti negara-negara eropa yang mulai bertransisi dari Pandemi ke Endemi.Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) Luhut Binsar Panjaitan menyebut beberapa seperti Inggris, Denmark, hingga Singapura sudah menerapkan beberapa pelonggaran.  Namun ia menegaskan Indonesia tidak akan latah dan ikut-ikutan.

”Kita akan melakukan transisi ini secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut dengan berbasiskan data indikator kesehatan, ekonomi, dan sosial budaya, serta terus menerapkan prinsip kehati-hatian. Kami akan terus melakukan evaluasi mengenai pra-kondisi endemi ke depan,” kata Luhut (21/2)

Pra-kondisi endemi akan mengambil pijakan beberapa indikator yakni tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi, tingkat kasus yang rendah berdasarkan indikator WHO, kapasitas respons fasilitas kesehatan yang memadai maupun sistem surveilans aktif.

Selain itu, kata Luhut pra-kondisi ini akan diterapkan dalam rentang waktu yang cukup panjang dan sudah stabil ataupun konsisten. Usulan konsep, kriteria, dan Indikator pandemi ke endemi dari waktu ke waktu masih akan terus disempurnakan dengan para pakar dan ahli di bidangnya.

”Untuk dapat mencapai cita-cita transisi dari pandemi ke endemi, hal utama yang perlu dilakukan adalah menggenjot vaksinasi dosis kedua dan booster utamanya bagi para lansia,” kata Luhut.

Untuk itu, Luhut menyebut pemerintah terus mendorong dan meminta bantuan kepada Pemerintah Daerah beserta jajarannya untuk terus aktif menyosialisasikan dan memaksimalkan jumlah vaksinasi booster bagi yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga.

Beberapa kabupaten naik ke level PPKM 3 maupun 4 karena peningkatan kasus maupun BOR. Diantaranya Solo Raya dan Semarang Raya. Untuk wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bali, DIY, Bandung Raya, Surabaya Raya, Malang Raya saat ini masih berada pada Level 3.

Menteri Kesehatan (Menkes) Buda Gunadi Sadikin (BGS) mengungkapkan, kasus Covid-19 di 13 provinsi telah melampaui puncak kasus konfimasi saat periode varian Delta. Di mana, kasus positif sudah tembus 56 ribu. Ketigabelas provinsi tersebut meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Papua.

Namun, lima diantaranya telah menunjukkan tren kasus menurun. Yakni, Banten, DKI Jakarta, Bali, Maluku, dan NTB. ”Lainnya berada di puncak dan menuju puncak (kasus, red),” ujarnya. Diakuinya, saat ini tren kasus positif Covid-19 varian Omicron di Jawa Bali memang menurun. Tapi, ada pergeseran di luar Jawa Bali yang baru menanjak. Ini terlihat dari perbandingan kasus yang teramati. Awalnya 97 persen kasus positif Covis-19 Jawa-Bali dan 3 persen luar Jawa Bali menjadi 72 persen Jawa Bali dan 28 persen luar Jawa Bali.

Meski Jawa Bali menurun, namun yang jadi perhatian ialah puncak kematian. Menurut BGS, setelah membandingkan dengan negara-negara lain, puncak yang wafat akan terjadi 15-20 hari setelah puncak kasus. ”Jadi walaupun di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Bali, sudah mulai menurun, tapi puncak kematian baru akan terjadi dua minggu sesudahnya,” ungkapnya.

Teramati pula, lanjut dia, pasien yang meninggal kebanyakan belum mendapatkan vaksin Covid-19 sama sekali, baru divaksin satu dosis, komorbid, dan lansia. Melihat fakta ini, ia pun kembali mendorong agar masyarakat yang belum divaksin Covid-19 untuk segera mendapatkan dosis lengkap.

Terkait vaksinasi Covid-19, hingga saat ini masih minim provinsi yang berhasil mencapai 70 persen untuk suntikan dua dosis. Dari 189 juta yang sudah divaksinpun hanya dosis pertama. ”Harus lengkap, minimal dua kali. Kalau ada lansia didorong cepat untuk divaksin,” katanya.

Pihaknya pun sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk mengidentifikasi masyarakat yang memiliki komorbid lebih deini. Dengan begitu, saat mereka terinfeksi meski dengan gejala ringan, maka bisa mendapat prioritas saat masuk rumah sakit.

Pada kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, pemerintah juga terus mewaspadai dinamika kasus Covid-19 di luar Jawa Bali. Sebab, lonjakan kasus luar Jawa Bali diprediksi baru akan terjadi 2-3 pekan ke depan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X