Di Kaltim, Setengah Tahun Tak Ada Turis Bule Berkunjung

- Senin, 7 Februari 2022 | 10:24 WIB
Maratua yang biasanya menjadi destinasi andalan yang disukai turis manca.
Maratua yang biasanya menjadi destinasi andalan yang disukai turis manca.

SAMARINDA–Pandemi corona yang masih menyelimuti Tanah Air sepanjang tahun lalu membuat sektor pariwisata Kaltim jalan di tempat. Ini terlihat dari kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada periode Januari–Desember 2021 yang hanya 198 kunjungan. Bahkan, sejak Agustus tidak ada sama sekali turis asing yang menginjakkan kaki di Bumi Etam.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (DPD Asita) Kaltim I Gusti Bagus Putra mengatakan, dampak pandemi pada sektor pariwisata Indonesia tentunya terlihat dari jumlah wisman yang menurun. Kaltim sebelum pandemi Covid-19 memang jumlah wismannya tidak terlalu memuaskan.

“Meski begitu, kita tetap optimistis pariwisata bisa bangkit tahun ini. Apalagi saat ini Bali sudah membuka penerbangan internasional, tentunya dampak peningkatan wisman pada daerah lain juga akan terjadi,” tuturnya, Jumat (4/2).

Dia menjelaskan, saat ini seluruh pelaku usaha pariwisata terus saling mendukung agar sektor ini terus maju. Di sisi lain, pelaku usaha juga terus berinovasi. Pandemi Covid-19 telah menumbuhkan industri digital dengan sangat cepat. Para pelaku pariwisata mulai memanfaatkan inovasi teknologi. Salah satunya dengan virtual tourism untuk liburan online.

Pemesanan tiket, hotel, paket wisata tanpa tatap muka atau dilakukan secara online. Asita yang anggotanya adalah Biro Perjalanan Wisata (BPW) dan Agen Perjalanan Wisata (APW) kelihatan mulai kehilangan peran. BPW dan APW yang selama ini memainkan peran sebagai penghubung antara penyedia wisata dengan konsumen, telah diambil alih oleh system digital yang dioperasikan secara online.

Sehingga BPW dan APW tidak hanya menghadapi tantangan dari pandemi Covid-19, namun juga dari sistem online yang dioperasikan bukan oleh BPW dan APW. Agar ribuan perusahaan BPW dan APW yang menyerap jutaan tenaga kerja ini tidak gulung tikar, maka dibutuhkan strategi baru dalam menghadapi persaingan digital di tengah pandemi Covid-19.

“Kita berharap semua pelaku usaha terus berinovasi, agar tidak tergerus. Kita berusaha menghimpun semua dukungan, saling menguatkan dan terus mencari jalan keluar agar pariwisata Indonesia terus bangkit. Utamanya daerah kita masing-masing, wisatanya harus tumbuh lagi,” pungkasnya. (ndu/k8)

Catur Maiyulinda

@caturmaiyulinda

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X