Memiliki striker yang membela Bayern Muenchen, Eric Maxim Choupo-Moting, produktivitas gol Kamerun di Piala Afrika 2021 malah datang dari Vincent Aboubakar. Striker yang musim ini ”terasing” dari klub Eropa alias lebih memilih memperkuat klub Arab Saudi Al Nassr itu tampil produktif selama turnamen.
Dari empat laga Kamerun (tiga matchday fase grup dan 16 besar), Aboubakar sukses melesakkan 6 gol. Dengan kata lain, tidak ada laga The Indomitable Lions –julukan Kamerun– yang dilalui striker 30 tahun dengan 31 gol dari 81 caps tersebut tanpa gol. Aboubakar pun sukses memecahkan rekor Samuel Eto’o sebagai pemain tersubur Kamerun dalam satu edisi Piala Afrika. Eto’o yang kini menjabat presiden Fecafoot (PSSI-nya Kamerun) mencetak 5 gol dalam Piala Afrika 2008.
Produktivitas Kamerun di Piala Afrika 2021 digawangi striker Vincent Aboubakar (kiri) dan Karl Toko Ekambi. (KENZO TRIBOUILLARD/AFP)
Capaian yang membuat Aboubakar lebih rileks saat Kamerun menghadapi Gambia dalam perempat final di Stade de Japoma nanti malam (siaran langsung beIN Sports 3 pukul 23.00 WIB).
”Aku selalu ingin melakukannya (mencetak gol di setiap pertandingan, Red) karena itulah tugasku (sebagai striker) dan itulah yang kami butuhkan untuk menjaga tujuan kami (Kamerun menjadi juara Piala Afrika 2021),” beber Aboubakar seperti dilansir African Football.
Kalaupun ada yang dirisaukan Aboubakar adalah lawan Kamerun pasti makin memberikan atensi kepadanya. Terkait hal itu, The Indomitable Lions punya senjata lain, yakni winger kiri Karl Toko Ekambi. Pemain asal Olympique Lyon tersebut telah mengemas 3 gol selama turnamen.
Artinya, dari sembilan gol yang dilesakkan Kamerun di Piala Afrika 2021, pencetak golnya hanya dua pemain. Kalau tidak Aboubakar ya Toko Ekambi. Koneksi Dynamic Duo itu diakui rekan setimnya. ”Mereka (Aboubakar dan Toko Ekambi, Red) membangun chemistry yang bagus sejak awal turnamen. Karena itu, serahkan saja urusan (mencetak gol) kepada mereka,” seloroh Andre-Frank Zambo Anguissa, gelandang Kamerun yang memperkuat SSC Napoli, kepada allAfrica.
Meski di atas kertas favorit, Kamerun tentu tidak bisa meremehkan Gambia. Timnas dengan julukan Kalajengking itu memang debutan di Piala Afrika. Namun, bisa menjejakkan kaki sampai perempat final membuat tim asuhan Tom Saintfiet tersebut digadang-gadang dapat membuat The Cinderella story.
Di fase grup Gambia juga sukses menaklukkan kontestan delapan besar Tunisia 1-0 meski disebut beruntung karena mencetak gol di menit-menit akhir. Di 16 besar Gambia juga bermain taktis untuk mengeliminasi Guinea 1-0.
”Skuad di Piala Afrika ini sudah dipersiapkan lama oleh Tom (Saintfiet, yang melatih Gambia sejak 2018, Red) dengan mengambil 95 persen pemain dari liga domestik yang sangat kompetitif,”
”Warga Gambia pun sudah tidak sabar menantikan kelanjutan kejutan dari timnas kebanggaan mereka,” beber Kebba Touray, wakil presiden dari asosiasi pelatih sepak bola profesional di Gambia, kepada Global Voices. (jpc)
