BALIKPAPAN-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menilai simpang Muara Rapak, Balikpapan Utara belum saatnya dibangun flyover atau jalan layang. Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, ada solusi lain yang lebih ideal. Sebab, permasalahan saat ini adalah kemiringan jalan. Sementara itu, pembangunan flyover diperuntukkan mengatasi konflik lalu lintas pada persimpangan jalan yang kerap menimbulkan kemacetan.
“Misalnya dari satu arah ke arah lain, macet. Nah, itu dibikin flyover. Kalau ini (turunan Muara Rapak) adalah masalah gradient (kemiringan)jalan. Bukan masalah konflik lalu lintas,” katanya saat ditemui di VIP Bandara SAMS Sepinggan, Balikpapan, (27/1). Dia menerangkan, penanganan jangka pendek adalah menambah lajur khusus. Berupa lajur belok kiri langsung pada turunan Muara Rapak menuju Jalan Jenderal Ahmad Yani. Opsi ini menghindari panjang antrean akibat terhambatnya kendaraan yang akan belok kiri.
“Untuk jangka pendek, kita memperlebar. Di arah Pertamina itu, kita lebarkan di situ,” katanya. Basuki melanjutkan, turunan Rapak memiliki skala kelandaian jalan 9,56 persen. Tingkat kemiringan tersebut menurutnya tidak terlalu tinggi. Sebaliknya, ada turunan di Balikpapan yang memiliki kemiringan sampai 15 persen. Lokasinya di Jalan MT Haryono, Balikpapan Selatan, sehingga direncanakan untuk dibangunkan underpass. “Kalau itu sudah dibikin ini, enggak perlu flyover. Makanya flyover itu dibangun kalau mengatasi konflik lalu lintas yang bikin macet. Dan sebagainya. Kalau di Rapak ini, bukan konflik tapi karena gradient,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Junaidi menyampaikan, kontur jalan yang dinilai berbahaya di Balikpapan bukan hanya turunan Rapak. Melainkan di sepanjang Jalan MT Haryono. Yakni tanjakan Mazda dan simpang Jalan MT Haryono-Jalan Syarifuddin Yoes. Terutama di tanjakan Mazda yang memiliki panjang sekira 600 meter dengan kelandaian maksimal 14,8 persen.
“Jadi sangat riskan. Dan kami dari BBPJN Kaltim sudah membuat desainnya. Insyaallah dalam waktu dekat, kami akan melaksanakan pembangunan penurunan grade di sini (tanjakan Mazda),” kata Junaidi dalam rakor Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan Provinsi Kaltim dalam Menyikapi Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas di simpang Muara Rapak, Rabu (26/1). Dari perencanaan yang disusun, penanganan tanjakan Jalan MT Haryono atau tanjakan Mazda menelan biaya Rp 52,905 miliar. Sementara pembangunan underpass simpang Jalan MT Haryono–Jalan Syarifuddin Yoes membutuhkan anggaran Rp 116,273 miliar. (riz/k16)
RIKIP AGUSTANI
ikkifarikikki@gmail.com