Filosofi Dua Rembulan: Semoga Jualannya Tak Perlu sampai Dini Hari

- Selasa, 25 Januari 2022 | 12:49 WIB

Untuk menjaga keotentikan dan tradisi, Paguyuban Central Letter Lamongan mematenkan font serta sembilan gambar seafood dan unggas yang biasa ada di spanduk karya mereka. Ada tiga warna kain yang disediakan. Warna yang dipilih bergantung di daerah mana si pemesan akan berjualan.

 

WAHYU ZANUAR BUSTOMI, Lamongan

 

KAIN putih itu dibeber di lantai. Dengan menggunakan pensil biasa, Bagus Eka Pria Suka Dhana mulai memainkan jari. Tak perlu waktu lama, sebuah gambar ikan gurami selesai dibuat.

Memang masih jauh dari kata rampung. Namun, apa yang ditunjukkan ketua Paguyuban Central Letter Lamongan itu adalah proses awal menuju sebuah produk khas Desa Bulutengger: spanduk warung khas Lamongan yang bisa ditemukan di berbagai sudut negeri ini.

Jumlah gambar di spanduk menyesuaikan permintaan pemesan. Juga tentunya mengikuti menu yang bakal dijual. Kalau yang dijual soto ayam saja, tak mungkin kan yang digambar bebek atau lele.

Panjang spanduk juga didasarkan pada besaran luas warung. ”Biasanya, satu tempat butuh 15 meter,” kata Dhana kepada Jawa Pos yang bertandang ke rumahnya di Bulutengger, Lamongan, yang sekaligus menjadi markas paguyuban pada Selasa (18/1) pekan lalu.

Paguyuban Central Letter Lamongan sejatinya memiliki cetakan font huruf. Tujuannya, tulisan bisa sama. Namun, alat tersebut jarang dipakai. Sebab, tangan para anggota sudah ahli. Tanpa cetakan pun, hasilnya pasti sama. Begitu pula gambar aneka seafood (makanan laut) dan beragam unggas.

Setelah pelukisan rampung, selanjutnya adalah pewarnaan. Tahapan itu susah-susah gampang. Harus telaten dan cepat. Pengecatan mesti sekali selesai. Pewarnaan tak hanya dilakukan di sisi depan, tetapi juga dari bagian belakang. Jadi, gambarnya tembus. Hasilnya lebih indah. Pencahayaan warung juga bisa lebih sempurna.

Warna tulisan yang dipilih memang mencolok. Perpaduan merah, oranye, dan hijau-kuning. Itu ditujukan untuk menarik perhatian orang. Font huruf yang digunakan juga khas. Begitu juga bentuk dua rembulan di samping kanan-kiri spanduk. Dua rembulan ini merupakan salah satu ciri karya Paguyuban Central Letter Lamongan. Biasanya, dua rembulan itu ditempatkan di belakang unggas. Entah ayam atau bebek. ”Penempatannya memang selalu di samping kanan dan kiri,” ujar Dhana.

Selain untuk mengisi tempat yang kosong, gambar bulan memiliki filosofi. Sebagian besar pedagang pecel lele atau seafood asal Lamongan buka pada malam hari. Saat sore, mereka mulai bersiap. Harapannya, sinar rembulan bisa mencerminkan rezeki pedagang. Dagangan laris dan habis sebelum bulan surut. Dengan kata lain, jualannya tak perlu sampai dini hari.

Dulu bahan yang digunakan untuk pewarnaan adalah cat minyak. Sekarang mereka memakai cat khusus sablon. Ada tiga jenis warna kain letter yang disediakan paguyuban yang berdiri sejak Juni 2020 itu: kuning, hijau, dan putih. Mana yang digunakan bergantung di daerah mana si pedagang akan berjualan. ”Setiap daerah berbeda,” tegas Dhana.

Di Jakarta dan sekitarnya, kain letter-nya berwarna putih. Di Medan, Sumatera Utara, warna hijau dipilih. Begitu pula Kalimantan yang cenderung hijau. Nah, untuk kawasan Indonesia Timur, rata-rata kain letter-nya berwarna putih.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X