Nakhoda DPD Demokrat Kaltim resmi dikomandoi Irwan. Politikus asal Kutai Timur yang kini duduk di Senayan, DPR RI, itu berhasil lolos uji kepatutan dan kelayakan yang digelar pada 14 Januari lalu untuk melanjutkan kemudi partai mercy menggantikan Syaharie Jaang.
Konsolidasi untuk menjaga soliditas kader menghadapi Pemilu Serentak 2024 jadi langkah awal yang harus ditempuhnya selepas resmi memimpin Demokrat Kaltim. “Jaga semangat kader dan kukuhkan fondasi kekuatan partai untuk terus tumbuh di Kaltim,” ungkapnya dikonfirmasi, Jumat (21/1).
Pengumuman dirinya lolos uji kepatutan dan kelayakan disampaikan langsung Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melalui akun Instagram pribadinya pada 20 Januari.
AHY bahkan menilai pria yang karib disapa Irwan Fecho itu bisa berkomitmen dalam memajukan Demokrat di Benua Etam. Kini, langkah awal menjaga soliditas, aku Irwan, dirinya bersama tim formatur bakal menyusun struktur kepengurusan di DPD Demokrat Kaltim periode 2022–2027.
Hal itu tentu cukup mudah lantaran komunikasi yang dibangunnya dengan DPC Demokrat di 10 kabupaten/kota se-Kaltim sudah dilakukan jauh-jauh hari. “Intinya bangkit bersama, bersatu kuat untuk fokus berkoalisi dengan rakyat Kaltim memperjuangkan aspirasi,” lanjutnya.
Kans Irwan merengkuh kursi DPD Demokrat kian mulus selepas Abdul Gafur Mas’ud (AGM) tersandung operasi tangkap tangan komisi antirasuah pada 12 Januari. Saat Musda V Demokrat Kaltim digelar medio Desember 2021, Irwan diusulkan untuk mengikuti uji kepatutan dan kelayakan bersama AGM. Dia memang punya kans kuat dengan dukungan yang lebih unggul ketimbang bupati Penajam Paser Utara nonaktif tersebut.
Kala itu, Irwan mendapat enam pernyataan dukungan. Keenam pendukung yang menginginkan Irwan menjadi suksesor Jaang menakhodai DPD Demokrat Kaltim itu berasal dari Kutai Kartanegara, Paser, Berau, Mahakam Ulu (Mahulu), Kutai Barat (Kubar), dan DPD Demokrat Kaltim sendiri.
Sementara itu, AGM didukung lima DPC, yakni Bontang, PPU, Balikpapan, Kutai Timur, dan Samarinda. Hanya DPP yang tak menentukan sikap saat itu. Memang, dukungan ini tak mengindikasikan apapun.
Mengingat, penentuan pemilihan ketua DPD Demokrat Kaltim bukan berdasarkan voting tapi bergantung hasil uji kelayakan dan kepatutan dari tim kecil yang dipimpin langsung Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Sekretaris Jenderal DPP Demokrat Teuku Riefky Harsya, dan perwakilan dari badan organisasi, kaderisasi, dan keanggotaan (OKK) DPP Demokrat.
Perubahan mekanisme pemilihan ketua partai di tingkat daerah ini merujuk perubahan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) Demokrat hasil Munas V Demokrat 2020 lalu.
Saat musda, Irwan enggan berkomentar banyak lantaran menurutnya, dirinya atau AGM sama-sama figur muda di tubuh partai besutan AHY itu. Dukungan yang mengalir dari pemilik suara, nilainya, jelas jadi amanah dan dua kandidat yang diusulkan memiliki tujuan yang sama untuk mengawal dan membawa kembali kejayaan Demokrat di Kaltim hingga nasional. “Tujuan sama, tentu untuk membesarkan Demokrat,” katanya kala itu. (dwi/k8)
ROBAYU
IG; @lawlietrobayu