Konsumsi Masyarakat Tumbuh 20 Persen

- Jumat, 21 Januari 2022 | 12:09 WIB

SURVEI Konsumen Bank Indonesia periode Desember 2021 mengindikasikan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga pada level optimistis. Hal tersebut tecermin dari indeks keyakinan konsumen (IKK) Desember 2021 sebesar 118,3 atau berada pada level optimistis lebih dari 100. Keyakinan konsumen ini membuat konsumsi tumbuh 20 persen pada akhir tahun.

Terjaganya optimisme konsumen ditopang persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini yang terindikasi meningkat. Hal tersebut tecermin dari indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) Desember 2021 sebesar 99,9, membaik dibandingkan 99,2 pada November 2021.

Sementara itu, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan sebagaimana tecermin pada indeks ekspektasi konsumen (IEK) terjaga pada level optimistis dengan indeks sebesar 136,8, meski sedikit termoderasi dari 137,8 pada bulan sebelumnya.

Secara triwulanan, rata-rata IKK triwulan IV 2021 berada pada area optimistis, dengan indeks sebesar 116,8, lebih tinggi dibandingkan 84,3 pada triwulan III 2021, maupun 89,2 pada triwulan IV 2020.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Kaltim Gatot Teguh Januar mengatakan, konsumsi masyarakat tentunya sempat menurun akibat dari pembatasan mobilitas. Penurunan pengunjung dalam bisnis ritel mungkin tidak ada. Hanya basket size pembelanjaan masyarakat yang menurun. Masyarakat pasti tetap berbelanja, namun hanya mengutamakan kebutuhan pokok harian.

Sehingga, konsumsi saat periode pembatasan juga hanya sebatas keperluan pokok, seperti beras, gula, minyak goreng dan lainnya. Sejak pertengahan 2021, tepatnya seiring pelonggaran PPKM di Kaltim konsumsi mulai tumbuh dan pembelanjaan masyarakat juga lebih besar. “Konsumsi masyarakat setidaknya sudah tumbuh 20 persen, meski belum terlalu pulih namun sudah tumbuh,” ungkapnya, Rabu (19/1).

Dia menjelaskan, konsumsi pada akhir tahun bisa tumbuh disebabkan tidak adanya pembatasan mobilitas masyarakat. Sehingga, pertumbuhan konsumsi juga tidak lepas dari banyaknya bisnis di Kaltim yang mulai membaik. Contoh jika banyak orang yang pergi ke restoran, maka pihak restoran akan berbelanja ke bisnis ritel. Artinya, mobilitas masyarakat sangat penting bagi pertumbuhan konsumsi.

Keadaan saat ini sudah cukup jauh lebih baik, dibandingkan 2020 dan 2021. Tahun ini seharusnya banyaknya gelombang pemutus hubungan kerja (PHK), yang dilakukan awal pandemi kini sudah bisa ditampung. Sehingga jika jumlah PHK berkurang, ada penghasilan masyarakat yang meningkat, sehingga konsumsi bisa terus tumbuh lebih tinggi.

“Secara menyeluruh penjualan kita sudah baik pada akhir tahun, dari sisi size belanja masyarakat juga sudah terus meningkat,” pungkasnya. (ndu/k15)

Catur Maiyulinda

catur300595maiyulinda@gmail.com

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X