Upaya Slamet Lestarikan Lereng Gunung Slamet

- Kamis, 20 Januari 2022 | 09:05 WIB
Slamet Wahyudi
Slamet Wahyudi

Slamet Wahyudi, warga Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang ini rela mengabdikan diri untuk menjaga kelestarian tanaman di pegunungan Wilis. Dia terus mendorong guna meningkatkan kesadaran masyarakat sekitarnya untuk juga mulai menanam pohon.

MUKHAMAD ZAINUL FIKRI, Sendang, Radar Tulungagung-

Bambu ampel menjadi tanaman pertama yang ditanam Slamet, sapaan Slamet Wahyudi, di sekitar pegunungan Wilis. Setiap hari hampir selama setahun dia menanam pohon sepulang dari bekerja. Dengan niat untuk melestarikan alam dan tidak untuk mendapat keuntungan tertentu.

Selain dari diri sendiri, tergugah niat mengajak setiap orang untuk memulai menanam pohon. Tak mudah, awalnya sering terjadi kendala pada saat awal mulai menanam. Mulai dari omongan dan diremehkan melakukan hal tersebut, sampai tanaman yang sudah ditanam banyak yang ditebang oleh pihak-pihak tertentu.

“Pernah ditanyain sama teman, buat apa menanam terus setiap hari, pernah juga kemarin menanam pohon, sekarang pohonnya dicabut sama orang,” katanya sambil tertawa.

Untuk memulai menanam ini, menurut dia, awalnya harus ada niat mengabdi kepada alam, realisasinya harus ada aksi nyata yang harus dilakukan. Di dalamnya juga terdapat analisis terkait bagaimana nanti rencana menanam yang akan dilakukan, siapa yang akan diajak menanam, tujuan menanam, serta bagaimana hasil dari menanam yang dilakukan bisa bermanfaat baik jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

“Yang paling susah adalah memikirkan manfaat jangka pendeknya, karena masyarakat sekarang lebih memilih hal yang instan daripada sebuah proses yang panjang,” katanya.

Dia mengakui, itu menjadi sebuah tantangan baginya, bagaimana mencari formula yang pas untuk dikhususkan pada masayarakat yang seperti itu, dan membuat mereka yakin bahwa menanam pohon itu mempunyai manfaat baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

Langkah yang diambilnya adalah mengumpulkan peternak di sekitar Kecamatan Sendang, lalu dilakukan sosialisasi menanam jenis pohon yang dapat digunakan untuk pakan ternaknya. Artinya, batang dan akar pohon bisa untuk konservasi. Tanaman ini membuat tanah tidak mudah longsor, tanah terdapat pori-pori udara sehingga air hujan bisa masuk diserap oleh tanah dan tidak langsung turun ke sungai. Selain itu, daun dari pohon tersebut bisa digunakan untuk pakan ternak yang bisa menambah protein ternaknya.

“Peternak dapat hijauannya, secara konservasi akar dan batangnya bisa mengurangi potensi bencana dan bisa untuk menyerap karbon,” katanya. “Titik pentingnya adalah kalau terobosan kita menaman ini, pada akhirnya berguna untuk kebutuhan ternak. Masyarakat akan menerima, bahkan akan menanamnya sendiri nanti kalau tahu bahwa tanaman yang kita tanam memberikan manfaat yang banyak,” tambahnya.

Untuk jangka panjang, dia menjelaskan, kegiatan menanam yang dilakukannya akan memberikan kebaikan dari segi ekonomi dan segi lingkungan. Dengan menanam pohon akan mengurangi emisi karbon dunia, mengurangi kemungkinan bencana tanah longsor pada area pegunungan, serta menjaga air di pegunungan agar tetap bagus sehingga dapat digunakan untuk masyarakat luas, baik di area Sendang maupun di sekitarnya.

Selain masyarakat sekitar Kecamatan Sendang, Slamet juga menggandeng di dunia pendidikan untuk diajak menanam lewat program reboisasi. Mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi diajak untuk melakukan program reboisasi. Selain sekolah juga menggandeng beberapa organisasi masyarakat yang ada untuk diajak menanam.

“Saya melakukan koordinasi kepada kepala sekolah. Anak-anak setelah pulang sekolah saya ajak untuk menanam, di situ akan ada edukasi tentang tanaman dan itu gratis. Jalur pendidikan inilah yang nantinya bisa membawa misi ke semua orang untuk mulai peduli alam” katanya.

Rasa pedulinya tak berhenti sampai di situ, dia juga bekerja sama dengan basecamp pendakian yang ada di Jurang Senggani dan di Penampihan. Untuk setiap pendaki diwajibkan membawa benih atau bibit untuk ditanam di sepanjang jalur pendakian Gunung Wilis.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X