Transmisi Lokal Dominasi Kasus Omicron di Indonesia

- Selasa, 18 Januari 2022 | 13:03 WIB

JAKARTA – Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menuturkan cepat atau lambat, kasus Covid-19 di Indonesia bakal kembali meningkat. Diantaranya disebabkan varian Omicron. Apalagi saat ini transmisi lokal telah mendominasi penularan varian Omicron dibandingkan kasus impor dari pelaku perjalanan luar negeri.

 Luhut mengatakan pada Sabtu (15/1) lalu kasus positif harian Covid-19 kembali menembus angka seribu lebih. Tepatnya adalah 1.054 kasus. Jumlah ini hampir sama ketika awal- awal peningkatan kasus varian Delta pada 11 Oktober 2021 lalu. ’’Sore ini (kasus positif harian, Red) menurun. Kembali di bawah seribu, yaitu 800 sekian,’’ kata Luhut di Jakarta (16/1). 

Luhut menegsakan saat ini transmisi lokal sudah lebih tinggi dibandingkan pelaku perjalanan luar negeri. Kemudian kemunculan varian Omicron didominasi di Jawa dan Bali. Kenaikan kasus di Jawa ada di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Dia mengatakan pemerintah memprediksi bakal terjadi kenaikan kasus di Provisi DKI Jakarta, jika masyarakat tidak hati-hati.

 Luhut mengatakan menigkatnya kasus harian Covid-19 di atas seribu kasus, membaut pemerintah menjalankan beberapa upaya mitigasi. Diantaranya adalah akselerasi vaksinasi booster atau suntikan dosis ketiga. Khususnya untuk masyarakat di wilayah aglomerasi DKI Jakarta. Pemerintah juga terus melakukan evaluasi pemberlakukan PPKM setiap pekannya.

Luhut menyampaikan sejumlah arahan dari Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas (16/1). Diantaranya adalah tidak ada salahnya masyarakat mulai membatasi kegiatan di luar rumah. Jika tidak sangat mendesak, pemerintah sebaiknya berada di rumah saja.

 Kemudian masyarakat juga tidak melakukan aktivitas kumpul-kumpul, jita tidak sangat mendesak. Kepada perkatoran, jika ada opsi bekerja dari rumah untuk memasikmalkannya. Pengaturannya diserahkan kepada perusahaan masing-masing. ’’Presiden juga meminta membatasi kegiatan ke luar negeri. Pejabat pemerintah sudah dilarang ke luar negeri,’’ katanya. Lalu kegiatan-kegiatan seperti rapat atau pertemuan, selama bisa dilakukan secara daring untuk digelar daring terlebih dahulu. 

Pada kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, jika dilihat dari sisi kasus aktif sejak 8 hingga 15 Januari 2022, dari 8.683 kasus, kontribusi luar Jawa Bali sebanyak 194 kasus atau 23 persen. ‘’Kemudian dari jumlah kematian juga terkait per tanggal 15 di luar Jawa-Bali ada 69, transmisi lokal 66, imported case 3,’’ jelasnya.

 Airlangga juga memberi catatan agar seluruh pihak harus siap menghadapi puncak kasus omicron. Selama 40 hari ke depan, ia meminta masyarakat waspada pada dinamika yang terjadi.

‘’Saya hanya memberi catatan bahwa masyarakat perlu bersiap-siap dan juga perlu terus menjaga protokol dan karena puncak dari kasus ini diperkirakan masih akan terus berbasis berbagai negara dalam 40 hari ke depan,’’ katanya. Untuk penerapan PPKM di luar Jawa Bali, dia menyebut akan dilakukan selama 14 hari ke depan. Kriteria yang ditetapkan yakni berdasar level asesmen dan juga capaian vaksinasi dosisi pertama di bawa 50 persen akan dinaikkan satu tingkat/level.

 Adapun jumlah kabupaten/kota PPKM Level 1 menjadi 238 kabupaten/kota, meningkat dari sebelumnya 227 kabupaten/kota. Kemudian, kabupaten/kota Level 2 turun menjadi 138 kabupaten/kota dari 148 kabupaten/kota. Itu karena sudah bergeser ke Level 1 dan dengan PPKM level 3 tinggal 10 kabupaten/kota dan di Level 4 nihil kabupaten/kota.

 Dia melanjutkan, pemerintah juga tetap mempersiapkan vaksin dan menggenjot capaian vaksinasi di seluruh wilayah tanah air. ‘’Vaksin itu dipersiapkan, baik vaksin Merah Putih maupun vaksin yang berproduksi di dalam negeri, di mana akan dipersiapkan untuk pertengahan tahun ini atau yang diperkirakan di semester II,’’ jelas Airlangga. 

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (BGS) menambahkan, pihaknya pun telah melaporkan update terbaru mengenai perkembangan Omicron di dunia. Diketahui bahwa beberapa negara telah mengalami puncak kasus, di mana puncak tersebt terjadi secara cepat dan tinggi. waktunya berkisar antara 35 sampai 65 hari. 

Indonesia sendiri, kata dia, pertama kali teridentifikasi kasus Omicron pada pertengahan Desember 2021. Kemudian mulai naik di awal Januari 2022. Diperkirakan, antara 35-65 hari setelahnya akan terjadi kenaikan kasus cukup cepat dan tinggi. ”Itu yang memang harus dipersiapkan,” ujarnya. 

Selain itu, dari data negara-negara tersebut diketahui pula tingkat hospitalisasi Omicron ini mencapai 30-40 persen dari hospitalisasi Delta sebelumnya. Artinya, walaupun kenaikan kasusnya lebih cepat dan tinggi, tapi hospitalisasi lebih rendah. Karenanya, ia meminta agar masyarakat tidak panik ketika kasus mulai terdeteksi naik dengan cepat. pemerintah juga akan terus memonitor ketat hospitalisasi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X