SENDAWAR - Pembelajaran tatap muka (PTM) di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kubar memang mulai dilakukan sejak Senin (10/1) lalu. Diharapkan dalam pelaksanaannya ini bisa dihadiri peserta didik yang berjumlah 114 orang, sehingga pendidikan para peserta didik ini bisa dimaksimalkan.
Namun, ada beberapa kendala yang dialami pihak sekolah. Terutama saat mengupayakan kehadiran peserta didik yang memiliki tempat tinggal cukup jauh dari lokasi sekolah. Kondisi cuaca yang terus-menerus diguyur hujan belakangan ini.
“Harapan kita pihak sekolah dan orangtua adalah bisa maksimal mengikuti pembelajaran di sekolah. Namun, terkendala dengan penjemputan peserta didik. Sebab, kita tidak memiliki alat transportasi. Selama ini hanya kita manfaatkan kendaraan operasional milik kepala sekolah,” kata Wakil Kepala Kesiswaan SLB Kubar, Emi Marlina pada Selasa (11/1).
Diterangkannya bahwa penjemputan peserta didik ini dilakukan semata-mata untuk dapat memberikan kesempatan bagi seluruh anak berkebutuhan khusus itu, agar mendapatkan pendidikan yang menjadi hak mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, kendaraan operasional milik kepala sekolah menjadi jalan alternatif.
“Sebelumnya memang ada bus sekolahnya, bantuan dari Pemerintah Provinsi Kaltim tahun 2012. Tapi kondisinya sekarang sudah tidak bisa dipakai,” jelasnya.
Untuk itu, pihak sekolah berharap bantuan terkait alat transportasi penjemputan ini, sehingga para peserta didik yang memiliki tempat tinggal cukup jauh dari sekolah terlayani.
“Kami sangat berharap adanya bantuan bus sekolah, sehingga memudahkan peserta didik yang rumahnya jauh,” harapnya.
Untuk diketahui, para peserta didik yang mendapatkan pendidikan dan keterampilan di SLB Kubar berasal dari beberapa kecamatan. Yakni, Kecamatan Melak, Nyuatan, Linggang Bigung, Tering, dan Long Iram.
Dengan demikian, selama ini penjemputan juga hanya bisa dilakukan secara bergiliran setiap minggu dengan jumlah yang terbatas.
“Kalau untuk yang tinggal di kawasan Barong Tongkok biasanya diantar oleh orangtuanya. Tapi kalau mereka yang jauh ini kan sulit. Jadi kita upayakan dengan melakukan penjemputan,” pungkas Emi. (rud/kri/k16)