Pamer Kekayaan

- Sabtu, 15 Januari 2022 | 11:34 WIB

Oleh Bambang Iswanto

 

Wealth whispers merupakan pepatah bahasa Inggris yang secara harfiah dapat diterjemahkan dengan “kaya itu berbisik”. Maknanya adalah orang yang memiliki kekayaan sejatinya tidak kelihatan. Semakin kaya, semakin tidak memperlihatkan kekayaannya. Inilah orang kaya sebenarnya. Mereka memiliki kecenderungan tidak memperlihatkan kekayaannya, apalagi pamer harta.

Menurut Renald Kasali, pakar consumer behaviour (perilaku konsumen), orang yang benar-benar kaya biasanya memiliki tabiat tidak mengekspos kekayaannya, bahkan cenderung menyembunyikannya dari publik. Orang-orang kaya di negara-negara maju biasanya malah tampil dengan sangat bersahaja dan susah dibedakan dengan kebanyakan orang.

Dari tampilan lahir, sulit menebak jika mereka adalah triliuner. Pakaian yang dikenakan, mobil yang dikendarai, atau tampilan tempat tinggal yang kelihatan dari luar biasa-biasa saja. Padahal mereka adalah pemilik harta yang bernilai triliunan atau dalam istilah gaul sekarang “sultan” sesungguhnya.

Fenomena yang terjadi di media sosial sekarang sebenarnya seperti menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang tidak kaya tampil seolah-olah kaya dengan memamerkan hartanya. Harta yang mereka punyai tidak lagi berbisik, tetapi berteriak untuk diketahui khalayak ramai. Inilah yang disebut dengan flexing (pamer harta).

Masih mending pemamer harta adalah yang memang memiliki harta meski tidak sebanyak sultan-sultan sesungguhnya. Yang celaka, para pemamer harta adalah orang yang pura-pura kaya. Orang-orang yang memaksa tampil kaya hanya untuk dipuji dan diakui oleh orang lain, dia juga orang kaya.

Orang-orang yang pura-pura kaya memanipulasi penampilannya di media sosial. Tampil dengan aksesori yang identik dengan orang kaya. Pakaian mewah, tas wah, kendaraan high class, dan seterusnya. Untuk mendapatkan tampilan tersebut mereka harus meminjam dan menyewa aksesori tersebut, atau berutang besar. Semua hanya untuk terlihat seperti orang kaya.

Ada orang yang memaksakan diri memiliki mobil padahal kebutuhan primer rumah belum punya. Ada pula yang masuk menjadi anggota/member dari sebuah forum yang seluruh anggotanya memiliki motif yang sama, terlihat kaya. Mereka patungan membeli atribut-atribut orang kaya yang dipakai secara bergantian dan menyewa tempat-tempat tertentu yang identik dengan tempat yang biasa didatangi atau ditempati orang-orang kaya. Bahkan, mereka dikursus cara menjawab pesan di media sosial ala orang kaya.

Banyak hal yang melatarbelakangi mengapa mereka melakukan flexing, dari sekadar ingin menunjukkan hasil jerih payah yang sudah mereka lakukan, sampai dengan mencari pasangan dari kalangan hartawan.

Orang yang memamerkan harta biasanya terjebak pada kondisi terobsesi terus pamer. Sebuah penelitian psikologi menunjukkan, orang yang pamer kekayaan akan selalu terdorong untuk melakukan hal yang sama, merasa kecanduan, dan tidak peduli dengan kondisi keuangannya. Melarat tidak masalah, yang penting terlihat kaya dan digolongkan kaum sosialita.

Gejala flexing bertumbuh kembang dengan pesat di media sosial. Banyak masyarakat permisif dan menganggapnya sudah menjadi gejala yang lazim yang tidak melanggar norma dan etika.

Padahal dalam banyak kasus flexing terkait erat dengan pelanggaran norma dan etika, baik norma masyarakat maupun agama. Terlebih jika dilakukan dalam kondisi masih banyak masyarakat yang kesulitan ekonomi akibat bencana alam maupun wabah.

HINDARI DAN JAUHI

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X