Kurikulum prototipe akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru atau mulai Juli mendatang. Saat ini, sekolah maupun guru masih melakukan persiapan.
BALIKPAPAN – Seluruh SD dan SMP di Kota Beriman akan menjalankan kurikulum prototipe pada tahun ajaran 2022/2023. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan telah menyatakan siap untuk menerapkan kurikulum prototipe kepada Kemendikbud.
Kepala Disdikbud Muhaimin mengatakan, kurikulum prototipe akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru atau artinya mulai Juli mendatang. Saat ini, sekolah maupun guru masih melakukan persiapan. “Kami harapkan semua SD dan SMP akan menggunakan kurikulum prototipe,” katanya.
Dia menjelaskan, persiapan yang dimaksud yakni guru akan mendapat pelatihan terlebih dahulu dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kaltim. Ada pun bentuk pelatihan, seperti workshop yang membutuhkan waktu sekitar empat sampai lima hari. Setelah guru paham, maka kurikulum prototipe bisa terlaksana.
Total ada 384 sekolah, SD-SMP negeri dan swasta di Balikpapan. Setiap sekolah akan memilih kurikulum prototipe, namun bergantung opsi atau grade mana menyesuaikan kemampuan sekolah masing-masing. “Jadi di dalam kurikulum prototipe ada opsi 1 hingga 4,” sebutnya.
Muhaimin menambahkan, rata-rata sekolah negeri sudah berada dalam opsi 2, artinya sudah siap menjalankan kurikulum prototipe. Berbeda dengan opsi 1, kondisi guru di sekolah membutuhkan pelatihan intens. Sedangkan sekolah swasta menggunakan opsi 3 karena sudah terbiasa mandiri dan siap sekali melaksanakan.
“Intinya kalau di Balikpapan, sekolah rata-rata sudah siap antara opsi 2 dan opsi 3,” ungkapnya. Penilaian ini berdasarkan kondisi dan kemampuan sekolah yang ada di Kota Minyak. Sehingga pihaknya beberapa waktu lalu sudah menyampaikan kepada Kemendikbud dan LPMP, Balikpapan siap menjalankan kurikulum prototipe.
Setelah pernyataan siap itu, tentu mereka akan membantu sekolah dalam bentuk pelatihan hingga benar-benar saatnya implementasi kurikulum prototipe berjalan. “Sementara ini, sekolah masih menggunakan kurikulum darurat. Hanya materi pelajaran yang esensial atau penting saja diajarkan kepada anak,” bebernya.
Selama pandemi, guru tidak menyampaikan seluruh materi pelajaran seperti kondisi normal. Makanya waktu belajar telah berkurang karena hanya pelajaran yang esensial dulu. “Jadi sekarang masih menyelesaikan kurikulum darurat sampai akhir semester ini,” pungkasnya. (gel/ms/k15)