TANJUNG REDEB – Luapan hulu Sungai Kelay Kabupaten Berau menyebabkan banjir di empat RT di Kampung Merasa, Kecamatan Kelay, Minggu (9/1) dini hari. Banjir terparah terjadi di RT 2 dan 3 yang mencapai kedalaman 3 meter.
Menurut Kepala Kampung Merasa, Yafet Tingkai, banjir tiba-tiba datang pada dini hari, kemudian dengan cepat naik dan menggenangi rumah warga. Beruntung warga yang berjaga-jaga karena mengetahui informasi bahwa terjadi banjir di hulu Sungai Kelay, sudah mengantisipasinya.
“Memang dataran rendah untuk daerah RT 2 dan RT 3, makanya banjirnya parah,” katanya. Untuk RT 1 dan Rt 5, banjir hanya mencapai satu meter.
Kini sudah berangsur surut. Dijelaskannya, hampir 900 kepala keluarga (KK) terdampak banjir ini. Ia menuturkan, untuk curah hujan di kawasan tersebut, tidak ada sama sekali. “Kita sudah beberapa hari ini tidak hujan,” ujarnya.
Ia melanjutkan, di Kampung Merasa terdapat lima RT, dan RT 4 menjadi satu-satunya RT yang tidak terendam banjir karena berada di pegunungan. Yafet mengatakan, banjir ini merupakan banjir kiriman. “Saat ini belum ada warga yang mengungsi, karena kan rumah panggung,” katanya.
Meski air telah masuk ke rumah, warga masih enggan untuk mengungsi. Warga lebih memilih menaikkan barang-barang mereka ke tempat yang lebih tinggi. “Kalau hewan ternak sih tidak ada, hanya ayam dan bebek warga yang banyak hilang,” tuturnya.
Untuk ladang kebun dan pertanian warga, ucap Yafet, akibat banjir ini, hampir 90 persen ladang warga terendam. Dan, dipastikan ladang yang berada di dataran rendah akan gagal panen.
“Kalau gagal panen itu sudah pasti. Ini kan baru ditanam sudah terendam banjir,” ucapnya.
Di satu sisi, Yafet mengatakan, untuk COP bagi orang utan dipastikan aman, hal ini pun setelah ia mendapatkan informasi dari petugas jaga di COP. “Mereka aman, air tidak sampai ke sana,” katanya.
Terpisah, Ketua RT 1 Kampung Merasa, Roni Patisahrani mengatakan, warganya saat ini bertahan di rumah dan kondisi air mulai surut kisaran 30 sentimeter. Kemungkinan akan terus surut, mengingat curah hujan di hulu Sungai Kelay mulai mereda.
“Informasi yang kami dapat, hujan sudah jarang turun,” paparnya.
Ia mengatakan, sebagian warga akan tetap berjaga dan berkeliling menggunakan perahu, baik di RT 1, 2, 3 dan 5. Dijelaskannya, patrol ini bertujuan mengantisipasi apabila saat malam ada warga yang membutuhkan bantuan.
“Patroli tetap kita lakukan, sampai air benar-benar surut. Untuk listrik, dipastikan aman,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Nofian Hidayat mengatakan, timnya juga melakukan pemantauan bersama TNI Polri guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, salah satunya banjir susulan.
Mengingat intensitas hujan tinggi akan diperkirakan hingga akhir Februari 2022. “Ada tim yang di sana berjaga,” katanya.
Ia menuturkan, hingga kini belum ada warga yang mengungsi. Namun, antisipasi sudah dilakukan oleh BPBD Berau, apabila air terus mengalami kenaikan. “Ini air mulai surut, semoga di hulu tidak terjadi hujan lagi,” ungkapnya.
Ia juga mengantisipasi banjir di kawasan lain, seperti Kecamatan Segah, Tumbit Dayak, Tumbit Sari, Bena Baru, dan Long Lanuk, yang masuk aliran Sungai Kelay, mengingat kawasan tersebut masuk daerah rendah.
“Kita tetap koordinasi dan monitoring kampung-kampung yang dilalui Sungai Kelay, dan masuk dataran rendah,” pungkasnya. (hmd/kpg/kri/k16)