Scott Alfaz, ODHA yang Bangkit dari Keterpukulan, Lulus S-2 di Eropa, dan Jadi CEO

- Sabtu, 8 Januari 2022 | 11:40 WIB
Scott Alfaz
Scott Alfaz

Scott Alfaz melewati masa-masa sulit setelah divonis mengidap HIV dengan disiplin mengonsumsi obat serta beraktivitas senormal-normalnya. Platform digital yang dia dirikan bersama beberapa rekannya menyediakan ruang aman untuk pembahasan isu-isu seksual dan kesehatan mental.

 

DINDA JUWITA, Jakarta

 

SATU dekade lalu, hidup Scott berubah untuk selamanya. Niat baiknya mendonorkan darah justru membuatnya tahu fakta yang tak pernah diharapkannya dalam hidup.

Tak lama setelah sampel darahnya diambil, seorang petugas PMI (Palang Merah Indonesia) menghubungi dan meminta Scott dirujuk ke salah satu rumah sakit di Jogjakarta. Setengah jam kemudian, dokter memberinya kabar buruk.

”Diberi tahu (HIV positif, Red). Saat itu saya masih kuliah, 19 tahun. Nggak tahu dan nggak sadar karena tidak ada perubahan sama sekali secara fisik,” ujarnya kepada Jawa Pos baru-baru ini.

Hidup terasa begitu gelap. Scott tak tahu-menahu apa yang harus dilakukannya saat itu. Dia kalut, mencoba menguasai diri, meski akhirnya jatuh juga.

”Saya malu, merasa berbeda, nggak punya keberanian menceritakannya ke keluarga saat itu. Tujuh tahun saya nggak menceritakan kondisi saya kepada keluarga,” jelasnya.

Pria bertubuh atletis itu menutup diri selama tujuh tahun. Dia banyak dibantu para sahabat. Sisanya, tentu dia harus mengandalkan diri sendiri.

Setiap bulan Scott rutin mengambil jatah obat yang harus dikonsumsinya. Memang, tak ada obat untuk AIDS. Namun, kepatuhan yang ketat untuk mengonsumsi rejimen antiretroviral (ARV) dapat secara dramatis memperlambat bertambah parahnya penyakit serta mencegah infeksi sekunder dan komplikasi.

Pemerintah pun menggratiskan dan menjamin ketersediaan obat tersebut. Itu tentu menjadi angin segar yang memperpanjang harapan hidup para ODHA.

Dengan menjalani terapi yang dianjurkan, virus HIV menjadi undetectable. Artinya, virus tersebut tak terdeteksi dalam darah. Sumber UNAIDS dan CDC menyebut bahwa orang dengan HIV undetectable tak bisa menularkan virus kepada pasangan maupun bayinya.

Scott sudah berada di fase undetectable. Untuk bisa sampai tahap tersebut, syaratnya adalah terus mengonsumsi obat ARV secara konsisten dan tepat waktu. Dengan begitu, sistem kekebalan kembali terbentuk dan harapan hidup ODHA bisa lebih panjang.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X