MELBOURNE – Keputusan Novak Djokovic berangkat ke Melbourne, Australia, untuk mengikuti Australian Open berakhir getir. Sebab, dia berangkat tanpa dibekali kejelasan status vaksinasi Covid-19. Nah, kemarin dia tidak diizinkan masuk Australia lantaran visanya dicabut.
Petenis asal Serbia itu tiba di Melbourne Rabu (5/1). Namun, dia harus ditahan di bandara selama beberapa jam sebelum diumumkan dia tidak diizinkan masuk Australia. Pasalnya, dia tidak memenuhi persyaratan masuk. Sebab, untuk berpartisipasi di Australian Open, semua petenis wajib sudah divaksinasi.
Drama berlanjut. Ternyata Nole –sapaan Djokovic–tidak langsung dideportasi. Dia dibawa ke hotel Melbourne Park yang merupakan fasilitas untuk menjalani karantina. Dia akan bertahan di sana hingga Senin (10/1). BBC melansir bahwa hal itu sampai memicu protes di luar hotel. Ada puluhan orang, beberapa di antaranya membentangkan bendera Serbia menuntut agar Djokovic dibebaskan dan diizinkan berpartisipasi di Australian Open.
’’Jika memiliki visa dan sudah divaksinasi ganda, Anda bisa datang ke sini (masuk Australia, Red). Begitu pula sebaliknya,’’ papar Perdana Menteri Australia Scott Morrison. ’’Perjuangan ini bukan hanya untuk Novak, melainkan juga untuk seluruh dunia,’’ ujar Srdjan, ayah Djokovic, kepada B29.
Pernyataan Morrison sekaligus membantah rumor yang beredar beberapa pekan lalu. Bahwa Djokovic mendapat semacam ’’wild card’’ untuk berpartisipasi di Australian Open meski status vaksinasinya belum jelas. Namun, indikasi bahwa petenis 34 itu antivaksin memang sangat kuat lantaran pada medio 2020 dia sempat berujar bahwa dirinya menentang vaksinasi. Jika hasil sidang banding Senin mendatang gagal membuat Djokovic tampil di Australian Open, ambisinya jadi yang terbaik di grand slam harus tertunda. (io/c12/bas)
