Di mata Shin Tae-yong, para pemain Indonesia punya potensi besar untuk berkembang. Antusiasme tinggi publik terhadap sepak bola juga bisa jadi modal. Tapi, harus ada pembenahan mendasar yang dilakukan. Berikut bagian terakhir wawancara pelatih tim nasional asal Korea Selatan itu dengan wartawan Jawa Pos M. Ali Mahrus.
Bagaimana tanggapan Shin Tae-yong soal kualitas striker lokal? Berikut bagian kedua wawancara wartawan Jawa Pos Ali Mahrus dengan Shi Tae-yong.
Anda mendorong para pemain merumput di luar negeri, seperti Jepang, Korea Selatan, atau Eropa. Berapa pemain dari skuad Piala AFF yang menurut Anda pantas bermain di luar negeri?
Bukan saya yang bisa putuskan si pemain itu harus ke Jepang, Korea Selatan, dan lainnya. Tapi, itu bergantung kemampuan agen juga, bagaimana mereka membuat profil yang baik (tentang pemain) dan mengirimkan ke klub. Saya bisa saja memberikan rekomendasi ke klub (luar negeri). Tapi, tetap perlu bantuan dari agen dan butuh usaha yang banyak.
Di Piala AFF 2020, dari empat striker, hanya Ezra Walian yang mencetak gol. Perubahan apa yang harus diambil PSSI dan operator liga untuk bisa melahirkan striker yang andal?
Memang saat ini Liga Indonesia banyak mengandalkan striker asing. Sampai sangat sulit bagi saya mencari striker yang baik. Bahkan, ada beberapa striker yang dimainkan bukan di posisi aslinya. Sebenarnya kami tidak bisa mengambil kebijakan seperti striker asing harus absen dalam beberapa laga. Atau harus striker lokal yang main.
Lantas, bagaimana solusinya?
Saya rasa federasi harus memperkuat sistem, terutama sepak bola usia dini. Dengan memperbaiki sistem sepak bola usia dini, akan lahir pemain yang baik, dan lebih mudah mencari striker. Kalau dimulai dari sekarang, saya rasa belum terlambat. Dan memang harus (dimulai) dari sekarang untuk memperkuat sepak bola usia dini.
Apa kelemahan striker lokal Indonesia?