Salah Kaprah Vaksin Berisi Perangkat Nanorobot

- Selasa, 4 Januari 2022 | 11:25 WIB

PRAKTIK vaksinasi yang disangkutpautkan dengan teori konspirasi masih ditemui di media sosial. Misalnya, cuplikan video talk show yang diklaim bahwa di dalam vaksin ada data yang disuntikkan ke dalam tubuh dan akan mengambil alih tugas DNA di tubuh manusia.

’’Ayo simak ini analisis para pakar di luar tentang vaksin dan skenarionya luciferase itu bagian dari the new world order,’’ tulis akun Facebook Ukhti Khumairoh pada 21 Desember 2021.

Akun tersebut membagikan ulang video yang diunggah pemilik akun Abi Man’New. Katanya, dokter dan saintis mengakui bahwa nanorobot akan disuntikkan ke tubuh manusia. ’’Berita ini bukan konspirasi teori, tetapi para dokter dan saintis mengakui bahwa NANO ROBOT akan disuntikkan ke dalam tubuh manusia dan akan mengambil alih tugas DNA di dalam tubuh manusia. Dan protin yang dihasilkan lewat data yang diciptakan oleh NANO ROBOT ini disebut LUCIFERASE,’’ tulis akun tersebut (bit.ly/NanobotVaksin).

Video berdurasi 6 menit itu menampilkan talk show pada acara World Science Festival (WSF). Jika melihat video itu dengan saksama, tak ada satu pun perkataan yang menyangkutpautkan dengan vaksinasi Covid-19. Hanya cuplikan video bagian akhir yang mengaitkan dengan vaksinasi.

Saat ditelusuri, video World Science Festival (WSF) itu tayang jauh sebelum pandemi Covid-19. Video tersebut diunggah kanal YouTube World Science Festival pada 4 Februari 2014. Judulnya, The Nanorobots Inside You.

Tapi, tak ada penjelasan apa pun tentang vaksin dan Covid-19. Nah, keterangan itu menyebutkan bahwa setiap diri manusia memiliki triliunan robot nano alami yang berjalan-jalan, membuang sampah, dan mengemas untaian DNA. 

Fisikawan dan penulis Life’s Ratchet Peter Hoffmann menunjukkan kepada kita, ada kota kecil di bawah permukaan. Tentu penjelasan itu tak berkaitan dengan vaksinasi dan Covid-19. Anda dapat membacanya di bit.ly/VideoWCF2014.

Nah, visualisasi protein di dalam tubuh manusia itu tentu bukan aslinya. Tapi, animasi. Situs pencari fakta Snopes turut mengulas animasi yang sering disalahartikan tersebut. Visualisasi yang diulas Snopes itu mirip dengan video dari WSF.

Ulasan yang terbit pada 26 Juli 2017 itu menyebut penampakan protein dalam tubuh tersebut merupakan visualisasi protein kinesin yang dihasilkan komputer. Lebih lanjut, Snopes menyebut simulasi tiga dimensi yang dihasilkan komputer itu awalnya dibuat seniman medis dan animator John Lieber.

Lieber menjelaskan bahwa dirinya awalnya membuat animasi sebagai proyek sampingan, tetapi akhirnya menjadi bagian besar dari film pendek terakhir. Anda dapat membacanya di bit.ly/AnimasiProteinKinesin.

Soal nanorobot di vaksin Covid-19, situs pencari fakta Reuters mengklaim informasi itu sesat. Anda dapat membacanya di bit.ly/HoaxNanobot.

FAKTA

Klaim vaksin mengandung nanorobot itu menyesatkan. Vaksin Covid-19 yang beredar saat ini tidak memiliki dan mengandung nanorobot. (jpc)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X