PR Besar Mencari Striker Tajam

- Senin, 3 Januari 2022 | 12:04 WIB
Pratama Arhan cetak gol. Total Prayama mencetak 2 gol dalam AFF. Timnas masih krisis striker mumpuni.
Pratama Arhan cetak gol. Total Prayama mencetak 2 gol dalam AFF. Timnas masih krisis striker mumpuni.

JAKARTA - Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (STY) harus bekerja ekstra keras mencari striker haus gol untuk persiapan menghadapi event-event selanjutnya tahun ini. Juru taktik asal Korea Selatan (Korsel) itu menyatakan bila posisi striker menjadi salah satu titik lemah timnas.    

Empat striker yang dibawa STY ke Piala AFF 2020 terbilang melempem. Dedik Setiawan, Hanis Saghara Putra, dan Kushedya Hari Yudo gagal mencetak gol. Hanya Ezra Walian yang mencetak dua gol.

Padahal, Indonesia menjadi tim dengan penyerangan terbaik lewat 20 gol. Unggul dua gol dari sang juara Thailand dengan 18 gol. Namun, gol-gol yang dicetak merata dari lini belakang, gelandang, dan winger. Posisi sayap paling banyak dengan menyumbang delapan gol. Di mana Irfan Jaya menjadi pencetak gol terbanyak dengan tiga gol.

Mantan striker Timnas Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto menuturkan, apa yang ditampilkan striker Indonesia di Piala AFF tidak bisa disalahkan. “Karena memang sebetulnya striker Indonesia punya kualitas,” ujarnya kemarin (2/1).

Namun, sambungnya, menit bermain ataupun jam terbang para striker di Liga 1 masih kurang, sehingga kemampuan para pemain tidak teruji di turnamen internasional. “Karena peningkatan performa dilakukan saat menjalani pertandingan. Dan ini yang menjadi permasalahan, striker kita kurang menit bermain di klub,” ungkapnya.

Si Kurus --julukan Kurniawan Dwi Yulianto-- mengamati para penyerang Indonesia di kompetisi Liga 1. Menurutnya, jarang pemain lokal bermain reguler dari babak pertama. “Jika di posisi striker biasanya masuk dari bangku cadangan,” ucapnya.

Ataupun, jika main dari awal, posisi para pemain bergeser ke sayap kiri ataupun kanan. Itu juga terjadi bagi keempat striker Indonesia. Dedik Setiawan dan KH Yudo, misalnya. Keduanya lebih sering menyisir di sayap ataupun second striker karena di pos juru gedor terdapat nama legiun asing Carlos Fortes. Ezra Walian juga demikian. Di Persib, posisi striker di seri pertama hingga ketiga ditempati Wander Luiz ataupun Geoffrey Castillion.    

Karena itu, Kurniawan berharap para striker Indonesia bisa mendapatkan kesempatan untuk menit bermain. Jadi, dia berharap ada solusi yang didapat mengenai striker ke depannya. “Karena sayang talenta-talenta striker kita akhirnya harus kurang menit bermain. Jadinya, saat diperlukan timnas sangat terlihat. Bukan karena tidak ada kualitas tapi memang permasalahannya kurang jam terbang di klub,” bebernya.   

Juru taktik berusia 45 tahun tersebut menilai cukup banyak talenta muda di posisi striker yang dimiliki Indonesia. Untuk striker muda, STY kerap memercayakan ke beberapa nama. Di antaranya, striker Jong Utrecht Bagus Kahfi dan juru gedor Persija Jakarta Taufik Hidayat. Keduanya tampil saat Indonesia U-23 takluk atas Australia U-23 di Kualifikasi Piala Asia U-23 2022 dengan agregat 2-4 (2-3, 0-1). Di mana, Taufik mencetak satu gol di antaranya.

Satu nama yang bisa diperhitungkan untuk bisa mengisi posisi striker masa depan adalah Ricky Pratama yang menjadi top skor Liga 1 U-18 Elite Pro Academy. Dia sukses mencatatkan 27 gol.

EPA cukup sukses dalam menjaring pemain berbakat. Sebelumnya, dari EPA lahir beberapa nama di timnas saat ini. Yang cukup menonjol adalah Pratama Arhan. Dua gol yang dilesakkannya di Piala AFF membuatnya dinobatkan sebagai pemain muda terbaik. Ricky Pratama sudah bergabung dengan Timnas U-18 saat training center (TC) di Turki.

Di sisi lain, Manajer Timnas Sumardji menyebut, bila pasukan Merah Putih sudah mendarat di Jakarta kemarin. “Dari seluruh pemain, hanya Elkan Baggott yang berpisah. Dia langsung ke London,” katanya.  Kini, skuat Garuda menjalani karantina selama 10 hari sesuai anjuran pemerintah. Fachruddin Aryanto dkk dikarantina di Hotel Sultan Jakarta.

Diketahui, Timnas Indonesia harus puas menjadi runner-up Piala AFF 2020. Di mana Garuda kalah dalam partai final menghadapi Thailand di Stadion Nasional Singapura dengan agregat 6-2. Pada leg pertama, Indonesia kalah telak dengan skor 4-0. Sementara di leg kedua, Garuda berhasil menahan imbang 2-2 Gajah Perang–julukan Timnas Thailand. (raf/JPG/rom/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X