Ini Bukan Akhir, Ini Baru Awal

- Sabtu, 1 Januari 2022 | 13:44 WIB
Witan Sulaiman dkk menghadapi partai maha berat. Tapi kemungkinan juara masih terbuka.
Witan Sulaiman dkk menghadapi partai maha berat. Tapi kemungkinan juara masih terbuka.

Membalikkan kekalahan 0-4 di leg pertama memang bukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di sepak bola. Deportivo La Coruna melakukannya kepada AC Milan di babak perempat final Liga Champions 2003–2004.

Tapi, keberhasilan klub Spanyol itu, tampaknya, lebih berupa ”pengecualian sejarah”. Sebab, membalikkan defisit empat gol tetaplah misi yang teramat berat–untuk tidak menyebutnya tidak mungkin.

Apalagi jika beban itu disematkan kepada tim semuda Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Dalam final kedua Piala AFF 2020 di Stadion Nasional, Singapura, malam nanti melawan Thailand, mereka harus menang dengan margin minimal lima gol jika ingin merebut gelar setelah kalah 0-4 di leg pertama.

”Kami tidak bisa memastikan bakal menang besar di leg kedua. Tapi, kami akan berusaha keras mendapatkan hasil yang lebih baik,” kata pelatih Indonesia Shin Tae-yong (STY) dalam jumpa pers virtual kemarin.

Di antara 30 penggawa Indonesia, hanya empat orang yang pernah main di Piala AFF: Evan Dimas Darmono, Fachruddin Aryanto, Irfan Jaya, dan Dedik Setiawan. Sedangkan 13 di antaranya berusia di bawah 23 tahun.

Minimnya jam terbang itu yang membuat mereka tegang dan tertekan ketika Thailand unggul dulu saat laga final pertama baru berjalan dua menit. Karena itu, STY berpesan kepada Asnawi Mangkualam dkk agar bermain rileks dan menikmati pertandingan malam nanti. ”Pemain harus lebih tenang,” harapnya.

Tiga di antara empat gol yang bersarang ke gawang Indonesia di final leg pertama pada Rabu (29/12) berawal dari sisi kiri pertahanan yang ditinggal Pratama Arhan yang terkena akumulasi kartu kuning. Arhan bisa kembali bermain malam nanti. Jadi, pertahanan Garuda semestinya bisa lebih aman.

Pelatih Thailand Alexandre ”Mano” Polking sudah menegaskan, final belum berakhir. Artinya, tim asuhannya akan tetap tancap gas dengan kekuatan terbaik meski telah mengantongi kemenangan 4-0 di laga pertama.

”Kami ingin mengakhiri turnamen dengan cara kami, bermain ofensif dan mendominasi bola,” ujarnya.

Indonesia tentu juga ingin mengakhiri turnamen dengan kepala tegak. ”Kami harus melupakan kekalahan di laga pertama. Kami harus lapar dan haus kemenangan di final kedua,” kata Evan Dimas dalam jumpa pers yang sama.

Juara atau tidak, perlu diingat, dengan skuat semuda itu, Piala AFF jelas bukan penghentian terakhir bagi Garuda. Final ini justru titik start. Mereka punya potensi untuk meraih hasil yang lebih baik di ajang-ajang berikutnya. (raf/c19/ttg/jpg/dwi/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X