Untuk Korban Banjir dan Antisipasi Gelombang Kedua, Malaysia Alokasikan Rp 4,8 Triliun

- Sabtu, 1 Januari 2022 | 11:58 WIB
Banjir di Selangor, Malaysia. (THESTAR)
Banjir di Selangor, Malaysia. (THESTAR)

KUALA LUMPUR – Pemerintah Malaysia mulai mengucurkan bantuan untuk korban banjir. Perdana Menteri (PM) Ismail Sabri Yaakob mengalokasikan MYR 1,4 miliar atau setara Rp 4,8 triliun. Bentuknya berupa bantuan tunai dan juga berbagai kebutuhan lainnya, untuk memperbaiki infrastruktur di area terdampak.

Tiap kepala rumah tangga akan mendapatkan uang tunai sebesar MYR 1.000 (Rp 3,4 juta). Selain itu ada MYR 10 ribu (Rp 34,2 juta) untuk anggota keluarga terdekat korban meninggal. Pada banjir pekan lalu tercatat ada 25 korban jiwa. Pemerintah juga memberikan voucher MYR 500 atau setara Rp 1,7 juta untuk membeli kebutuhan listrik. Sebagian besar fungsi listrik di rumah penduduk rusak karena terendam air. Mereka yang tidak mengungsi ke tempat penampungan juga berhak mendapatkan semua bantuan tersebut.

’’Mereka yang terkena banjir dapat mengklaim bantuan itu setiap kali terjadi bencana. Tidak seperti sebelumnya ketika mereka hanya bisa melakukannya sekali selama musim hujan Timur Laut,’’ ujar Ismail seperti dikutip New Straits Times.

Ismail menegaskan, pemerintah memahami penduduk butuh uang tunai. Saat ini total ada 30 ribu warga yang tercatat sebagai penerima dana yang bernama Bantuan Wang Ihsan (BWI) tersebut. Distribusi bantuan dimulai sejak 27 Desember dan diharapkan selesai semua pekan ini. Khusus wilayah Selangor dan Pahang kemungkinan ada keterlambatan karena banyaknya jumlah korban banjir.

’’Saya telah menginstruksikan kepada instansi terkait untuk menyederhanakan proses pembayaran tanpa harus mengisi berbagai formulir seperti sebelumnya,’’ tegas Sabri.

Selain dari pemerintah, komunitas warga muslim di wilayah selatan Thailand juga menggalang dana untuk korban banjir Malaysia. Besarnya mencapai THB 1 juta atau setara dengan Rp 426,9 juta. Penggalangan dana dilakukan secara online.

Saat ini aktivitas pasca banjir di Malaysia belum usai. Pembersihan area masih dilakukan. Selain itu masih 9 ribuan warga yang tinggal di pengungsian sementara. Sebanyak 2.200 di antaranya berada di Selangor. Besar kemungkinan sebagian penduduk harus menghadapi banjir gelombang kedua. Potensinya bisa muncul mulai hari ini (31/12).

Departemen Drainase dan Irigasi Malaysia memprediksi banjir bakal terjadi di 4 negara bagian yang menghadap Laut China Selatan. Yaitu Kelantan, Terengganu, Pahang dan Johor. Pernyataan itu muncul setelah ada peringatan terkait dari Departemen Meteorologi Malaysia. Area yang menghadap Laut China Selatan memang biasanya mengalami hujan deras hingga banjir dari November-Januari.

Sementara itu, Anggota Dewan Rakyat Malaysia Teo Nie Ching mendesak Kementerian Pendidikan mempersiapkan bantuan untuk sekolah-sekolah terdampak banjir. Menteri Pendidikan Datuk Radzi Jidin memang telah berkunjung ke sekolah terdampak, tapi masih belum ada pengumuman tentang bantuan terkait. ?Mengingat hanya tinggal hitungan hari sampai awal tahun ajaran 2022 dimulai,? tegas Teo Nie Ching kemarin (30/12) seperti dikutip Malay Mail.

Dari Afghanistan, kekeringan berkepanjangan dan tersendatnya bantuan membuat penduduk mulai kesulitan mendapatkan pangan. Diperkirakan sekitar 9 juta warga Afghanistan terancam kelaparan.

Berdasarkan data PBB, hanya sekitar 2 persen dari 38,9 juta populasi penduduk Afghanistan yang cukup makan. Kepala Badan Pangan Dunia (WFP) di Afghanistan Mary-Ellen McGroarty memperkirakan 3,2 juta anak-anak mengalami malnutrisi akut. Selain itu 23 juta penduduk juga mengalami krisis pangan.’’Situasinya sudah di ambang (kelaparan),’’ tegasnya seperti dikutip The Guardian.

Hampir semua provinsi di Afghanistan saat ini populasinya mengalami krisis. Sebagian besar penduduk makan sekali sehari. Itupun berharap bantuan berbagai donor. Salah satu yang cukup sengsara adalah Mehrajuddin. Uang pensiunnya tak lagi dibayarkan. Sedangkan jabatan putranya sebagai PNS telah dihapuskan. Padahal dia harus membiayai istrinya yang menyandang disabilitas dan juga seorang anak perempuan. ’’Saya bahkan khawatir tentang kematian karena jika itu terjadi esok, bagaimana keluarga saya akan membayar biaya pemakaman?’’ keluhnya. (sha/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X