KEPEDULIAN dan keinginan untuk mengembangkan potensi wisata Samarinda mendorong Abirackshaan Wirajaya akhirnya memutuskan untuk mengikuti seleksi Duta Wisata Samarinda September lalu.
“Awalnya sejak saya SMA itu sudah ditawari untuk ikut dari kelas I SMA, sekitar 2017. Ditawarin terus setiap tahun. Tapi ngelanjutkan kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Enggak lama kan pandemi, jadi kuliah online dan balik ke Samarinda. Terus ditawarin lagi untuk ikut tahun ini, jadi ya dicoba aja lah,” beber pria yang karib disapa Abi itu.
Hal serupa dialami Elga Oktaviola Situmorang, duta wisata putri yang berpasangan dengan Abi. Dia menyebut, sejak 2018, salah satu temannya aktif mengajaknya untuk mengikuti ajang duta. Sebab, kawannya melihat Elga memiliki potensi. “Dan waktu itu masih kuliah kan, jadi enggak bisa. Mau ikut paduan suara juga enggak dikasih sama orangtua, diminta fokus kuliah. Karena sudah lulus, jadi izin ke mama, dan ternyata sampai ke titik sekarang,” beber alumnus Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Mulawarman itu. Pendaftaran ajang tersebut diikuti hampir 100 peserta. Kemudian, awal September, diumumkan 30 peserta terbaik. Terbagi menjadi tiga kategori, yakni 20 besar duta putra dan putri, serta 10 besar putri pariwisata.
Selama menjalani karantina, diakui Abi maupun Elga, pemahaman mereka tentang kepariwisataan semakin bertambah. “Banyak dapat insight. Jadi tahu soal ekonomi kreatif, soal pariwisata 4.0, sampai pilar-pilar pariwisata,” ungkap Abi.
Dia juga mengatakan, saat pemilihan, panitia secara acak memasangkan duta putra dan putri. Abi menyebut jika masih duta baik putra dan putri tetap bersaing termasuk dengan pasangan sendiri. “Jadi bukan berarti terpilih satu pasang itu. Uniknya, saya dan Elga itu sejak awal sudah dipasangkan. Tapi waktu grand final Samarinda beda pasangan lagi, eh ternyata kami berdua yang terpilih,” papar anak kedua dari lima bersaudara pasangan IR Ravindren dan Jaya Shanti itu.
Saat saat karantina, berbagai tes dilakukan. Termasuk interview dan unjuk bakat. Dari situ, kesadaran mengenai potensi dan pengembangan pariwisata dirasakan Abi dan Elga. Mereka mengusung program kerja bertajuk Minecraft Warrior. “Singkatan dari milenial ecocraft warrior. Jadi kami ingin kaum milenial untuk terlibat aktif dalam ekonomi kreatif. Apalagi sekarang kan teknologi itu berkembang ya. Bisa memberikan inovasi dan kreativitas ekonomi kreatif, dan tentunya berperan untuk kemajuan pariwisata dan ekonomi,” papar putri pasangan Kabul Situmorang dan Lumongga Tamba.
Saat grand final ada sembilan pasang duta wisata dari masing-masing daerah di Bumi Etam. Ketika pengumuman, tidak hanya menyabet sebagai Duta Wisata Provinsi, Abi dan Elga menyabet gelar Duta Wisata Intelegensia.
“Sekarang programnya ya menjalankan yang sudah ada, sambil kami masih rencanakan untuk program lain, dan tentu saja persiapan untuk ke nasional,” timpal Elga ditemui di salah satu coffee shop ternama di Kota Tepian. Ke depan, mereka inginnya bisa membawa dampak lebih dengan memaksimalkan berbagai platform digital. Sebab, era sekarang promosi berbasis teknologi adalah yang paling tepat.
“Dan perlu ditegaskan juga, kalau sebenarnya duta wisata itu enggak kami saja, tapi kita semua itu duta wisata. Dengan ikut aktif share hal positif tentang pariwisata di sosial media,” tutup dara kelahiran Samarinda 24 tahun silam itu. (rdm/dra/k8)
