Peliput:
M Ridhuan
Nofiyatul Chalimah
Harga cabai rawit tengah tinggi-tingginya. Menembus lebih Rp 100 ribu per kilogram. Tak banyak yang bisa dilakukan terhadap kondisi kambuhan itu.
DI sebuah rumah di kawasan padat permukiman di Prapatan Dalam, Balikpapan Kota, jejeran pot tanaman memenuhi hampir sebagian besar pekarangan berukuran 10x10 meter. Berbagai jenis tanaman bisa ditemukan. Dari buah, umbi-umbian hingga sayuran. Dari yang bisa dipakai untuk obat tradisional hingga bumbu masakan.
Belasan jenis tanaman itu dirawat Ruma Aisyah. Digeluti penuh sejak pensiun sebagai guru SD pada 2014 lalu. Namun, sudah dimulai sejak muda. Maklum darah petani mengalir di tubuhnya. Dibantu anak perempuannya, Sari, tanaman di dalam pot dan polybag itu tumbuh menghijau. “Saya anak petani. Jadi, sedikit banyak tahu cara menanam,” ungkap perempuan kelahiran Sleman, Jogjakarta 14 April 1954 itu, Kamis (23/12).
Selama memiliki “kebun” di rumahnya, Aisyah mengaku banyak keuntungannya. Mulai menghemat uang belanja, hingga bisa berbagi kepada saudara dan tetangga. Apalagi ketika harga-harga melonjak. Seperti yang terjadi pada cabai rawit. Yang kini menembus Rp 100 ribu per kilogram lantaran dipengaruhi konsumsi Natal dan tahun baru. Tak pusing, Aisyah mengaku sudah swasembada cabai untuk keluarganya.
“Alhamdulillah, sudah bertahun-tahun enggak pernah beli cabai di pasar. Semua bumbu masakan pun tak pernah belanja. Semua ada di sini,” katanya.
Menanam cabai memang susah-susah gampang. Apalagi jika ditanam di area terbuka seperti yang dilakukannya. Kondisi cuaca berpengaruh pada hasil panen. Jika kondisi sering hujan seperti saat ini, cabai di pohon banyak yang busuk. Tetapi, tetap baginya tak banyak berpengaruh pada dirinya dan keluarga.
“Di rumah pada enggak suka makan pedas. Jadi, meski sudah panen ya disimpan saja. Kalau ada keluarga atau tetangga yang perlu ya dikasih. Kadang malah saya tawarkan. Daripada banyak yang busuk,” jelasnya.
Baginya, menanam cabai seperti menanam jenis tanaman yang lain. Hanya perlu rutin dipupuk untuk menjaga kualitas tanah. Tak perlu perawatan khusus, kecuali memetik batang-batang yang sudah mati. Agar bisa muncul batang baru. “Apalagi kalau sering hujan begini. Tanaman cabai memang rentan. Tapi, alhamdulillah itu ada yang sudah dua tahun pohonnya tapi masih hidup dan berbuah,” ucapnya.