Setiap bulan ada hari istimewa bagi para puan. Yakni, datang bulan. Namun, hari-hari itu tidak selamanya dirasakan. Sebab, perempuan juga mengalami menopause. Sayangnya, ada yang lebih cepat memasuki fase tersebut. Itulah menopause dini.
YANG perlu dicatat, menopause merupakan hal biasa yang dialami para perempuan. Sama dengan menstruasi. Normal dan wajar. Namun, bila menopause datang lebih awal, Anda perlu waspada. Usia ideal perempuan mengalami menopause adalah 45–55 tahun. Menopause dini terjadi ketika usia Anda belum menginjak 40 tahun.
Ada beberapa penyebab seseorang mengalami menopause dini. Di antaranya, kelainan genetik seperti sindrom Turner, penyakit autoimun (sistem imun atau antibodi seseorang menyerang tubuh sendiri), beberapa infeksi seperti tuberkulosis/malaria/gondong (parotitis epidemika), pengobatan kanker seperti radioterapi dan kemoterapi, serta pembedahan yang mengangkat kedua ovarium.
Charles mengungkapkan, tidak semua perempuan mengalami menopause dini atau gejala-gejala menopause. Menurut dia, beberapa perempuan yang merasakan gejala menopause biasanya akan mengalami gangguan dalam kehidupan sehari-hari (kualitas hidupnya). Misalnya, gangguan tidur, nyeri di daerah tulang dan daerah kemaluan, sering merasa jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, mood yang berubah, serta menurunnya hasrat berhubungan suami istri.
Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah Puri Indah dan RS Pondok Indah Bintaro Jaya itu menegaskan, keluhan atau gejala-gejala tersebut harus diatasi. Dia menilai, selalu berpikir positif akan membantu seorang perempuan mengatasi menopause dini. Bila terindikasi menopause, terapi sulih hormon juga dapat diberikan. Anda bisa mengonsumsi bahan makanan nabati yang kaya fitoestrogen serta mengandung vitamin C, D, E, isoflavon, dan zink. Kemudian, jangan lupa olahraga. ”Karena olahraga memiliki banyak manfaat dalam mengurangi berbagai keluhan pada masa menopause. Sesuaikan intensitas olahraga dengan kemampuan individu,” terangnya.
Faktor Genetik Juga Menentukan
ANGGRI (bukan nama sebenarnya) bertemu dengan Jawa Pos pada 18 Desember lalu. Ibu tiga anak itu menceritakan pengalamannya mengenai menopause. Awalnya, dia tidak begitu paham tentang menopause dini. ”Sejujurnya, awalnya saya malah senang. Tidak perlu bingung cari pembalut karena tidak lagi menstruasi,” katanya dalam membuka obrolan bersama koran ini sore itu.
Dua tahun setelahnya, dia merasakan perubahan tubuh. Salah satunya, gairah berhubungan badan dengan suami. Padahal, usianya masih 41 tahun menuju 42 tahun. Namun, gairah seksnya lesu. Lalu, area vaginanya kering.
Sesekali, Anggri juga merasa kepanasan. Padahal, hujan sedang turun. Dia baru paham mengalami menopause dini setelah bertemu dengan temannya. Kebetulan, temannya adalah salah seorang dokter di rumah sakit swasta di Denpasar. ”Aku juga lebih gampang marah atau nangis tiba-tiba. Emosinya nggak terkontrol,” terangnya.
Terpisah, dokter Uning Marlina MHSM SpOG menjelaskan bahwa menopause berarti telur yang dimiliki habis. Tidak bisa ditetaskan. Setiap bulan setidaknya ada satu telur yang membesar, lalu ditetaskan. Setiap proses tersebut berlangsung, ada hormon yang dihasilkan. ”Hormon apa yang berpengaruh? Ya, hormon esterogen,” ungkapnya.
Mengapa menstruasi prematur menjadi heboh? Master of health service management (MHSM) – The Flinders University of South Australia itu mengungkapkan bahwa hormon esterogen memiliki banyak manfaat. Misalnya, melindungi seseorang dari kardiovaskular, osteoporosis, hingga demensia. Ketika seseorang menstruasi dini, potensi penyakit kardiovaskular meningkat.
Uning menuturkan, Anda perlu mencari tahu, dalam garis keturunan ada yang mengalami menopause dini atau tidak. Misalnya, ibu dari pasien berhenti menstruasi sebelum usia 40 tahun.
Tetap Happy meski Menopause Dini
MENOPAUSE bukan akhir dari segalanya. Namun, menopause lebih ke arah lembaran baru dalam hidup bagi para puan. Karena itu, setiap perempuan harus tetap happy dan siap menghadapi perubahan ini.