Menopause Dini Tidak Wajar, Usia Ideal Menopause Perempuan 45–55 Tahun

- Senin, 27 Desember 2021 | 10:37 WIB
ilustrasi. Menjalin persahabatan dengan membuat masuk menopause lebih baik.
ilustrasi. Menjalin persahabatan dengan membuat masuk menopause lebih baik.

Setiap bulan ada hari istimewa bagi para puan. Yakni, datang bulan. Namun, hari-hari itu tidak selamanya dirasakan. Sebab, perempuan juga mengalami menopause. Sayangnya, ada yang lebih cepat memasuki fase tersebut. Itulah menopause dini.

 

YANG perlu dicatat, menopause merupakan hal biasa yang dialami para perempuan. Sama dengan menstruasi. Normal dan wajar. Namun, bila menopause datang lebih awal, Anda perlu waspada. Usia ideal perempuan mengalami menopause adalah 45–55 tahun. Menopause dini terjadi ketika usia Anda belum menginjak 40 tahun.

Dokter Salmon Charles Siahaan SpOG menjelaskan, menopause dini dikategorikan hal yang tidak wajar. Dia menyatakan bahwa menopause dini menggambarkan suatu keadaan fungsi organ reproduksi wanita, terutama yang berhubungan dengan hormonal, berhenti sebelum waktunya. ”Di beberapa keadaan, terjadi beberapa perubahan dalam tubuh,” jelas dekan Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra tersebut.

Ada beberapa penyebab seseorang mengalami menopause dini. Di antaranya, kelainan genetik seperti sindrom Turner, penyakit autoimun (sistem imun atau antibodi seseorang menyerang tubuh sendiri), beberapa infeksi seperti tuberkulosis/malaria/gondong (parotitis epidemika), pengobatan kanker seperti radioterapi dan kemoterapi, serta pembedahan yang mengangkat kedua ovarium.

Charles mengungkapkan, tidak semua perempuan mengalami menopause dini atau gejala-gejala menopause. Menurut dia, beberapa perempuan yang merasakan gejala menopause biasanya akan mengalami gangguan dalam kehidupan sehari-hari (kualitas hidupnya). Misalnya, gangguan tidur, nyeri di daerah tulang dan daerah kemaluan, sering merasa jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, mood yang berubah, serta menurunnya hasrat berhubungan suami istri.

Dokter Andry SpOG menuturkan, yang perlu dicermati adalah perempuan yang mengalami menopause dini bakal mengalami gejala atau keluhan, baik fisik maupun psikologis, seperti menopause pada umumnya. Gejala itu meliputi hot flashes (sensasi rasa panas yang datang secara tiba-tiba dari wajah, leher, hingga seluruh tubuh), vagina kering, inkontinensia urine, kulit kering, kerontokan rambut, nyeri persendian, berat badan bertambah, kecemasan, kelelahan mental, insomnia, sampai depresi. ”Jenis pekerjaan atau aktivitas sehari-hari bukan penentu menopause. Kecuali jika merokok,” ujarnya.

Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah Puri Indah dan RS Pondok Indah Bintaro Jaya itu menegaskan, keluhan atau gejala-gejala tersebut harus diatasi. Dia menilai, selalu berpikir positif akan membantu seorang perempuan mengatasi menopause dini. Bila terindikasi menopause, terapi sulih hormon juga dapat diberikan. Anda bisa mengonsumsi bahan makanan nabati yang kaya fitoestrogen serta mengandung vitamin C, D, E, isoflavon, dan zink. Kemudian, jangan lupa olahraga. ”Karena olahraga memiliki banyak manfaat dalam mengurangi berbagai keluhan pada masa menopause. Sesuaikan intensitas olahraga dengan kemampuan individu,” terangnya.

Faktor Genetik Juga Menentukan

 

ANGGRI (bukan nama sebenarnya) bertemu dengan Jawa Pos pada 18 Desember lalu. Ibu tiga anak itu menceritakan pengalamannya mengenai menopause. Awalnya, dia tidak begitu paham tentang menopause dini. ”Sejujurnya, awalnya saya malah senang. Tidak perlu bingung cari pembalut karena tidak lagi menstruasi,” katanya dalam membuka obrolan bersama koran ini sore itu.

Perempuan kelahiran Denpasar itu ingat betul waktu kali terakhir mengalami menstruasi. Tepatnya pada usia 39 tahun. Ketika itu, pada pertengahan April, dia menyadari tidak lagi menstruasi setelah berganti bulan. ”Kaget dan sedikit samar-samar lupa, tapi ingat tidak menstruasi,” kenangnya, lalu tertawa. 

Dua tahun setelahnya, dia merasakan perubahan tubuh. Salah satunya, gairah berhubungan badan dengan suami. Padahal, usianya masih 41 tahun menuju 42 tahun. Namun, gairah seksnya lesu. Lalu, area vaginanya kering.

Sesekali, Anggri juga merasa kepanasan. Padahal, hujan sedang turun. Dia baru paham mengalami menopause dini setelah bertemu dengan temannya. Kebetulan, temannya adalah salah seorang dokter di rumah sakit swasta di Denpasar. ”Aku juga lebih gampang marah atau nangis tiba-tiba. Emosinya nggak terkontrol,” terangnya.

Terpisah, dokter Uning Marlina MHSM SpOG menjelaskan bahwa menopause berarti telur yang dimiliki habis. Tidak bisa ditetaskan. Setiap bulan setidaknya ada satu telur yang membesar, lalu ditetaskan. Setiap proses tersebut berlangsung, ada hormon yang dihasilkan. ”Hormon apa yang berpengaruh? Ya, hormon esterogen,” ungkapnya.

Mengapa menstruasi prematur menjadi heboh? Master of health service management (MHSM) – The Flinders University of South Australia itu mengungkapkan bahwa hormon esterogen memiliki banyak manfaat. Misalnya, melindungi seseorang dari kardiovaskular, osteoporosis, hingga demensia. Ketika seseorang menstruasi dini, potensi penyakit kardiovaskular meningkat.

Uning menuturkan, Anda perlu mencari tahu, dalam garis keturunan ada yang mengalami menopause dini atau tidak. Misalnya, ibu dari pasien berhenti menstruasi sebelum usia 40 tahun.

Tetap Happy meski Menopause Dini

MENOPAUSE bukan akhir dari segalanya. Namun, menopause lebih ke arah lembaran baru dalam hidup bagi para puan. Karena itu, setiap perempuan harus tetap happy dan siap menghadapi perubahan ini.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X