Kasus Omicron Bertambah, Epidemiolog Yakin Tak Ada Gelombang Ketiga

- Jumat, 24 Desember 2021 | 11:22 WIB
Siti Nadia Tarmidzi
Siti Nadia Tarmidzi

JAKARTA – Kasus omicron di Indonesia bertambah menjadi delapan orang. Hal ini menjadi kewaspadaan mengingat akan menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) Kementerian Kesehatan kembali mendeteksi tiga kasus terkonfirmasi omicron di Indonesia. Temuan ini didapati dari hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) yang keluar pada Kamis malam (22/12).

Seperti lima kasus sebelumnya, tigakasus terkonfirmasi ini merupakan imported case. Dengan kata lain berasal dari pelaku perjalanan internasional yang baru kembali dari Kongo dan Malaysia. Ketiganya merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan kini telah menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. ”Temuan ini menunjukkan bahwa semua kasus terjadi di karantina, jadi bisa kita kita tangkal di karantina dan sampai saat ini belum ada yang menyebar keluar,” kata Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi (23/12).

Kemenkes akan memperkuat kegiatan surveilans dan peningkatan pemeriksaan WGS. Terutama bagi pasien dari pelaku perjalanan internasional yang terkonfirmasi positif. Langkah ini untuk menemukan kasus terkonfirmasi sejak dini, sehingga bisa segera dilakukan karantina maupun penanganan medis.

Dengan semakin meluasnya penyebaran omicron, Nadia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri. Sebab varian ini diduga jauh lebih cepat menyebar dibandingkan varian yang ada. Untuk itu masyarakat diminta lebih waspada.

Pada kesempatan lain, Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono menyatakan bahwa kasus Covid-19 selalu meningkat pasca adanya libur panjang. Dia mencontohkan pada tahun lalu, setelah Nataru dan Idul Fitri, kasus meningkat. ”Mobilitas dan kumpul-kumpul jadi sarana penularan,” kata Pandu. Pandu menyatakan bahwa virus Covid-19 ini berbeda. “RNA virus ini tidak pinter jadi salah menyalin DNA,” katanya. Namun karena ini malah membuat mutasinya menjadi lebih menakutkan. Salah satu contohnya adalah varian delta.

Lonjakan pada libur panjang tahun tahun ini karena angka vaksinasi rendah. Selain itu belum terbentuk kekebalan alami dari banyaknya yang terpapar Covid-19. Pandu menegaskan bahwa vaksinasi ini menjadi hal penting. Pandu menambahkan bahwa ada kemungkinan taka da gelombang ketiga. Ini lantaran kekebalan masyarakat Indonesia sudah mencapai lebih dari 70 persen. Namun, dia tetap meminta agar masyarakat tetap waspada. ”Boleh pergi dan liburan tapi harus vaksin dua kali dan status Covid-19 negatif. Selain itu kerumunannya dibatasi,” sarannya. Jika tidak maka lonjakan kasus bisa terjadi.

Berbeda dengan moda transportasi lain, puncak arus mudik kereta api (KA) terjadi lebih awal. Tepatnya, pada 17 Desember 2021 lalu. Setidaknya, 16 ribu tiket ludes terpesan untuk hari itu. Sementara, di minggu ini, tak ada kenaikan signifikan untuk penumpang KA. Kemarin (23/12) misalnya. Jumlah penumpang yang berangkat dari Stasiun Pasar Senen tercatat sebanyak 6600 dengan jumlah perjalanan KA 21 kereta. Begitu pula di Stasiun Gambir, setidaknya ada 5 ribu penumpang yang dilayani 29 kereta.

”Untuk jumlah penumpang rata-rata sama dengan volume di akhir pekan pada masa pandemi, tidak ada peningkatan yang signifikan,” tutur Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa, (23/12). Kendati begitu, lanjut dia, data tersebut masih mungkin berubah. Mengingat, pemesanan tiket di masa nataru masih dibuka. Sehingga angka pembelian tiket pun masih sangat dinamis pergerakannya.

Di sisi lain, Eva mengingatkan kembali terkait syarat perjalanan terbaru di masa nataru. Merujuk SE Kemenhub nomor 112 tahun 2021, calon penumpang usia di bawah 12 Tahun diwajibkan untuk menunjukkan hasil negatif RT-PCR 3x24 jam. Selain itu, mereka wajib didampingi orang tua dalam perjalanannya. Kemudian, bagi calon penumpang usia 12-17 tahun, wajib sudah divaksin COvid-19 minimal dosis pertama. Jika belum dapat divaksin karena alasan medis dapat menyertakan surat keterangan dari dokter spesialis atau dokter rumah sakit pemerintah. Kemudian, harus menunjukkan hasil negatif Rapid Test Antigen 1x24 jam atau RT-PCR 3x24 jam.

Sementara, untuk calon penumpang usia di atas 17 tahun diharuskan sudah divaksin Covid-19 dosis lengkap. Mereka juga wajib menunjukkan hasil negatif Rapid Test Antigen 1x24 jam atau RT-PCR 3x24 jam. Seluruh ketentuan khusus ini berlaku pada periode 24 Desember 2021 sampai dengan 2 Januari 2022. ”Jika belum lengkap maupun dikarenakan alasan medis, maka tidak dapat melakukan perjalanan,” tegasnya.

PT KAI Pada masa Angkutan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) terdapat ketentuan baru yang tertuang dalam SE Kemenhub No 112 Tahun 2021 yang berlaku tanggal 24 Desember 2021 sd 2 Januari 2022, diantaranya wajib melampirkan hasil negatif test RT-PCR 3x24 jam bagi penumpang anak usia dibawah 12 tahun. Selain itu penumpang anak juga harus didampingi orang tua.

Untuk membantu calon penumpang memenuhi syarat perjalanan tersebut, PT KAI Daop 1 Jakarta bekerjasama dengan PT RNI pun menyediakan layanan RT-PCR di Stasiun Gambir dan Pasarsenen dengan tarif Rp195 ribu. Bagi pelanggan anak dibawah 12 tahun yang ingin memanfaatkan layanan tersebut cukup menunjukkan tiket atau kode booking yang telah terbayar lunas.

Sementara itu, pemerintah terus berupaya memastikan semua persiapan antisipasi nataru berjalan lancar. Sejumlah menteri pun terus safari ke sejumlah daerah. Kemarin, pengecekan lapangan dilakukan di Kawasan wisata Taman Safari Indonesia dan Pos Pantau Satlantas Gadog, Jawa Barat. Selain mengecek persiapan lalin nataru, romboingan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (MenkoPMK) Muhadjir Effendy, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kapolda Jabar Suntana, Kepala BNPB Suharyanto, Kapolres Bogor AKBP Harun, dan Pangdam Siliwangi Mayjen TNI Agus Subiyanto juga memantau jalannya vaksinasi Covid-19.

Muhadjir menegaskan, vaksinasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan kasus Covid-19 dan mengantisipasi munculnya Omicron di Tanah Air. Karenanya, meski saat ini vaksinasi nasional untuk dosis pertama sudah tembus 72-75 persen namun diharapkan capaian vaksinasi bisa lebih ditingkatkan. ”Ini penting karena kalau orang sudah divaksin kalaupun terkena Covid-19 insya Allah tingkat keparahannya rendah. apalagi tingkat kematiannya bisa ditekan seminim mungkin,” tuturnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X