SENDAWAR–Tingginya curah hujan membuat sejumlah akses jalan rusak. Badan jalan tanah menjadi seperti bubur di trans Kaltim yang menghubungkan, Kutai Barat (Kubar) dengan Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu). Terparah di wilayah Sungai Bengeh, sebelum Simpang 3 Kampung Long Hubung, Kecamatan Long Hubung, Mahulu.
Mengetahui akses jalan rusak berat, semua kendaraan balik arah baik dari Kubar ke Mahulu atau sebaliknya. “Daripada terjebak di kubangan lumpur lebih baik balik arah saja,” kata Tomi, warga Mahulu, Senin (20/12).
Tomi yang berangkat dari Kubar ke Mahulu itu, terpaksa harus bermalam lagi di Kubar. “Sama sekali tidak bisa dipaksakan. Terpaksa harus kembali ke Kubar. Badan jalan trans Kaltim di Sungai Bengeh berlumpur dalam. Semoga segera ada perbaikan dari instansi terkait,” tambahnya.
Sementara itu, Camat Long Hubung Yulia Djiu Hong membenarkan, kondisi jalan tersebut rusak berat. Kerusakan parah, kata dia, berlumpur badan jalan Trans Kaltim di kawasan Sungai Bengeh, Kampung Long Hubung. Hal itu, akibat curah hujan tinggi dalam sepekan terakhir.
“Memang sudah diketahui oleh Dinas Pekerjaan Umum Mahulu. Biasanya juga diperbaiki. Hanya karena musim hujan saat ini hampir setiap hari, tanah labil, hancur berlumpur,” kata Yulia.
Yulia menambahkan, memang badan jalan itu belum diaspal. Namun saat musim kering (kemarau), biasanya kata dia, tidak ada masalah. Poros trans Kaltim dari Kubar ke Mahulu bisa dilintasi dengan baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Hanya saat musim hujan memang berlumpur. Khususnya di kawasan Sungai Bengeh, itu tanah labil. Kalau turun hujan pasti berlumpur,” pungkasnya.
Sejumlah warga Kubar berharap, agar akses jalan Kubar-Mahulu menjadi prioritas pemerintah. Yohanes warga Kubar mengatakan, akses jalan darat tidak saja menjadi lintasan masyarakat. Melainkan juga sejumlah bahan pokok.
“Karena banyak juga warga Kubar yang berjualan menggunakan roda empat ke Mahulu. Kalau jalan rusak begini jelas tidak bisa berdagang ke Mahulu,” katanya.
Hal senada dikatakan Anton, warga Kecamatan Melak, Kubar. Jalur darat sebenarnya, kata dia, lebih murah dibandingkan jalur Sunga Mahakam. Namun karena jalur darat rusak, terpaksa dialihkan ke jalur sungai. Persoalannya, menjadi mahal biasa speedboat. Tak hanya itu, jumlah angkutan bahan pokok juga terbatas. (rud/kri/k8)