Upaya Kampung Linggang Melapeh Menolak Tambang dan Sawit

- Jumat, 10 Desember 2021 | 12:41 WIB
Marselinus menunjukkan proses pengolahan kopi Linggang.
Marselinus menunjukkan proses pengolahan kopi Linggang.

Kampung ini menolak pertambangan dan sawit. Warganya menjaga hutan dan Bukit Eno yang telah menghidupi sejak nenek moyang. Ketika kebutuhan pengembangan ekonomi jadi keharusan, opsi pengembangan komoditas potensial pun dilakukan.

 

NOFIYATUL CHALIMAH, Kutai Barat

 

KOMODITAS yang selama ini menghidupi penduduk kampung ini adalah hasil dari menyadap karet. Juga hasil perkebunan buah durian. Tetapi, warga Kampung Linggang Melapeh, Kecamatan Linggang Bigung, Kutai Barat, mengembangkan komoditas pangan lokal mereka. Selain untuk dijual, juga bisa jadi daya tarik wisata. Ketika wisatawan datang ke Kampung Linggang Melapeh untuk menikmati Air Terjun Tabalas atau Danau Aco, mereka juga bisa membeli oleh-oleh penganan khas kampung ini.

Salah satu yang kini tengah dikembangkan adalah Kopi Linggang. Bibit kopi ini adalah jenis kopi robusta yang bibitnya dari Gunung Kerinci, Jambi, yang kemudian ditanam di Kampung Linggang Melapeh dengan tumpang sari tanaman lada. Marsellinus Mite adalah ketua Kelompok Tani Kola Lestari yang mengembangkan tanaman ini. Kola artinya kopi dan lada. Marsellinus menjelaskan, mereka mengelola dua kebun dengan luas 6.834 meter persegi. Terdapat 780 pohon kopi, dan 120 pohon lada.

"Sejak November 2019 kita mulai kembangkan robusta kerinci. Karena bibit ini bagus, sudah menang festival. Kita dibantu WWF (World Wildlife Fund). Kita tanam di sini, ternyata cocok dan tanaman kami juga sudah menghasilkan," kata Marsellinus.

Dia menceritakan, tak sampai setahun kopi yang mereka tanam, berbunga pada Oktober 2020, lalu berbuah. Kopi yang sudah dihasilkan lebih dari 2 kuintal. Produksi akan bertambah karena pohon semakin besar. Skema untuk mengembangkan kopi ini pun sudah dipersiapkan.

Marsellinus melanjutkan, kelompok tani yang dia pimpin bakal menangani budi daya dan produksi Kopi Linggang. Sementara itu, kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang telah dibentuk, bertugas mengurus pasca tanamnya. Menurutnya, pangsa pasar Kopi Linggang termasuk besar, seiring dengan menjamurnya budaya menyeruput kopi di kalangan anak muda saat ini. "Sudah ada dua kedai kopi di Melapeh pakai kopi kita. Belum lagi kedai kopi di Linggang Bigung dan Barong Tongkok yang bisa menjadi mitra," ungkapnya.

Tak hanya kopi, budi daya lada di desa ini disebut Marsellinus juga menggembirakan. Saat ini, mereka punya 1 hektare kebun lada yang disiapkan untuk sertifikasi. "UPT kebun di Loa Janan (Kukar), dukung jadi kebun induk buat produksi bibit. Kaltim selama ini hanya di Batuah (Kukar). Makanya, di sini mau kita kembangkan," jelas lelaki asal Nusa Tenggara Timur yang sudah 31 tahun tinggal di Kampung Linggang Melapeh.

Sementara itu, Camat Linggang Bigung Christian menuturkan, perlu dukungan warga agar menjadikan kopi sebagai opsi komoditas lain di Kampung Linggang Melapeh. "Kita masih fokus di karet. Tapi, bisa kita budayakan kopi. Apalagi, saat ini sedang ramai-ramainya kopi," ujar dia. Ari Wibowo dari WWF yang melakukan pendampingan di Kampung Linggang Melapeh menyampaikan, Kopi Linggang sedang diusahakan agar bisa masuk ke aneka ritel modern. Jadi, mudah dibeli dan pasarnya makin luas. "Satu tahap lagi Kopi Linggang bisa dijual di ritel modern. Kita masih tunggu izin P-IRT (produksi industri rumah tangga)-nya," pungkas Ari. (riz/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X