WHO Sarankan Kelompok Rentan Hindari Perjalanan

- Jumat, 3 Desember 2021 | 10:10 WIB
Tedros Adhanom Ghebreyesus
Tedros Adhanom Ghebreyesus

JENEWA – Persebaran Covid-19 menunjukkan bahwa dunia tidak siap menghadapi pandemi. Kehidupan normal, nyawa, dan perekonomian jadi korban. Agar hal serupa tidak terulang, (1/12) 194 negara satu suara untuk mulai membangun kesepakatan internasional baru. Yakni, tentang cara menangani pandemi pada masa depan dan memastikan bencana Covid-19 tidak terulang.

Kesepakatan tersebut dihasilkan dalam pertemuan selama tiga hari di Jenewa. Pembicaraan terkait hal itu masih panjang. Hasil akhirnya mungkin baru selesai pada 2024. ’’Jalannya masih panjang ke depan. Masih ada perbedaan pendapat tentang apa yang bisa atau harus terkandung dalam kesepakatan baru itu,’’ ujar Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip Agence France-Presse.

Pertemuan itu digelar saat dunia tengah bersiap menghadapi gelombang penularan baru akibat varian Omicron. Negara yang mendeteksi adanya varian tersebut kian bertambah. Yang terbaru adalah Nigeria dan Arab Saudi. WHO di lain pihak menegaskan bahwa pembatasan perjalanan tidak akan menghentikan persebaran Omicron. Saat ini ada lebih dari 70 negara yang menutup pintunya untuk belasan negara di Afrika.

WHO justru menyarankan agar mereka yang belum divaksin lengkap dan rentan tertular Covid-19 menghindari perjalanan lebih dulu ke tempat yang terdapat kasus Omicron. Misalnya, lansia di atas 60 tahun atau orang yang memiliki penyakit kronis.

Vaksin ditengarai menjadi kunci untuk menghadapi Omicron. Meski efektivitas vaksin yang ada saat ini masih dipertanyakan. Menteri Kesehatan Israel Nitzan Horowitz mengungkapkan, ada indikasi bahwa mereka yang mendapatkan vaksin booster alias dosis ketiga bakal terlindungi dari varian Omicron.

CEO BioNTech Ugur Sahin juga menggarisbawahi pentingnya vaksin Covid-19. Meski vaksin yang ada saat ini diyakini tidak akan bisa menghalangi Omicron sepenuhnya, orang yang divaksin tetap memiliki keuntungan. ’’Meski varian Omicron dapat menyebabkan lebih banyak orang yang sudah divaksin tetap terinfeksi, mereka kemungkinan terlindungi dari penyakit yang parah,’’ ujar Sahin. Dengan kata lain, gejala yang diderita bakal ringan. Sahin juga mendorong pemberian booster untuk perlindungan tambahan. (sha/c6/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X