WASHINGTON DC – Ada harapan baru untuk penduduk Afghanistan. Bank Dunia saat ini tengah mempertimbangkan melepas bantuan kemanusiaan untuk negara yang kini dikuasai oleh Taliban tersebut. Tidak semuanya, tapi hanya sekitar USD 500 juta atau setara dengan Rp 7,2 triliun.
Anggaran itu bersumber dari Dana Perwalian Rekonstruksi Afghanistan (ARTF). Ia merupakan sumber dana tunggal terbesar untuk pembangunan Afghanistan. ARTF membiayai hingga 30 persen anggaran sipil negara tersebut. Ada 34 donor yang menyalurkan uangnya di situ. Saat ini diperkirakan ada USD 1,5 miliar atau setara Rp 21,5 triliun terkumpul lewat ARTF.
PBB dan Amerika Serikat membuat proposal ke Bank Dunia agar sebagian dana di ARTF disalurkan ke Afghanistan. Tapi bukan melalui Taliban. Melainkan langsung ke beberapa lembaga HAM. Mereka akan menggunakan uang tersebut untuk membantu penduduk baik untuk pangan maupun kesehatan.
Kemarin petinggi Bank Dunia menggelar rapat untuk membahas proposal tersebut. Sumber Agence France-Presse mengungkapkan bahwa langkah yang akan akan diambil oleh Bank Dunia itu adalah upaya kemanusiaan dengan cara hadir sekaligus memberikan logistik.
Tapi meski masalah finansial bisa diselesaikan, masih ada masalah selanjutnya. Yaitu tentang bagaimana mentransfer uang tersebut dan membuat Taliban tetap tidak campur tangan.
Jauh hari sebelumnya PBB sudah memperingatkan bahwa sekitar 22 juta warga Afghanistan akan menghadapi kekurangan pangan akut di musim dingin nanti. Itu setara dengan separo populasi di negara tersebut. Sejak Taliban berkuasa pertengahan Agustus lalu, situasi di negara tersebut memang kian memburuk.
Krisis keuangan memburuk setelah Washington membekukan sekitar USD 10 miliar dari dana cadangan negara. Situasinya kian runyam sebab Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional ikut menghentikan akses Afghanistan ke pendanaan. (sha/bay)