Seniman Masa Kini yang Bertahan di Tengah Pandemi: Surya Darma (1)

- Kamis, 2 Desember 2021 | 10:21 WIB
Surya Darma
Surya Darma

Surya Darma merupakan satu dari sekian seniman di Balikpapan yang masih bertahan di tengah pandemi. Sejak 1985, lebih 600 karya lukis telah dia hasilkan.

 

ULIL MUA'WANNAH, Balikpapan

 

LANTAI dua di rumah permanen di Jalan Fisika PGRI, Blok L, RT 49, Balikpapan Selatan, itulah tempat pergumulannya. Bau cat minyak sedikit menguar. Kuas-kuas yang menjadi senjatanya diletakkan di dalam ember bekas cat. Dindingnya dipenuhi pajangan buah tangannya.

Lukisan mampu mewakili perasan sang seniman. Merangkum kisah dan sejarah di dalamnya. Lukisan mampu menjadi jembatan. Penyampai pesan dan ungkapan. Seperti yang tergambar dari karya terbarunya, berjudul Setitik Harapan.

Dibuat sejak dua bulan terakhir, lukisan tersebut mewakili kondisi pandemi. Di atas kanvas berukuran 90x90 sentimeter, Surya menggambar seorang anak yang tengah mengenakan masker sembari memeluk sembako. Di bagian latar pecahan uang kertas Rp 100 ribu yang hanya digambar separuhnya.

Dipersiapkan untuk dikirim. Lukisan itu direncanakan tampil dalam sebuah pameran di Jogjakarta bulan ini. Surya menganut gaya realis. Condong lebih menampilkan hal-hal berkaitan warisan budaya maupun sosial. Menunjukkan interaksi dan sisi human interest.

“Lukisan ini menggambarkan bagaimana kebahagiaan sederhana seorang anak yang mendapatkan bantuan sembako, karena penghasilan orangtua mereka yang bahkan untuk mendapatkan separuh dari Rp 100 ribu saja tidak pasti karena pandemi,” ucap pria yang identik dengan rambut gondrongnya tersebut.

Semua seniman di dunia, kata Surya, terpuruk akibat Covid-19. Dia yang juga seorang pengajar pun tidak bisa melakukan tatap muka. Dia mengibaratkan seperti sebuah kotak kecil yang tertutup. Tidak ada pintu. Membuat seniman merasakan sesak napas. Bahkan karam karena gempuran pagebluk.

Secercah harapan kembali bersinar, kala pemerintah melonggarkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Napas yang semula sesak, kini kembali lega. Bagi seniman, meredanya Covid-19 jadi waktu yang baik untuk berkarya.

Empat bulan lalu, pameran dan workshop kecil telah diperbolehkan digelar di Samarinda. Tiga pekan kemarin, Polda Kaltim sudah pula menggelar festival mural di Balikpapan. Lewat pameran-pameran itulah mereka bisa menjual karya.

Suami Widya Christanti tersebut menuturkan, selama pandemi memang ada pameran melalui dunia maya. Undangan dari luar negeri maupun luar daerah secara virtual. Sayang dari sisi ekonomi tidak bisa menghasilkan. Waktu terbatas tanpa interaksi. Berbeda ketika dilakukan secara konvensional. Setidaknya 2–3 karya lukis bisa terjual.

Walau kondisi mulai sedikit normal, pesanan lukisan masih sedikit sulit. Selama dua tahun virus asal Wuhan, Tiongkok itu merebak, baru dua pesanan dia terima. Itu pun pemesan masih terbilang kawan. Pemesan dikenakan tarif mulai Rp 1,5 juta per kepala hingga seterusnya. Atau disesuaikan keperluan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X