Iran Berharap Pencabutan Sanksi, Negosiasi Kesepakatan Nuklir Dibuka Lagi

- Rabu, 1 Desember 2021 | 10:01 WIB
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh

TEHERAN– Iran bertekad bulat. Negeri para mullah itu ingin membuat kesepakatan guna menyelamatkan kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) alias Rencana Aksi Komprehensif Bersama dalam pertemuan di Wina, Austria (29/11). Perjanjian yang dibuat 2015 lalu itu sempat berantakan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump keluar dari JCPOA pada 2018.

‘’’Pemerintah menunjukkan kemauan dan keseriusannya dengan mengirimkan tim berkualitas yang sudah dikenal oleh semua pihak,’’ ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh seperti dikutip Agence France-Presse. Menurutnya, jika pihak lain juga memiliki keinginan yang sama, maka mereka sudah berada di jalur yang benar untuk mencapai kata sepakat. Berdasarkan media lokal Iran, delegasi dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Ali Bagheri.

Iran akan berdialog dengan delegasi dari Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia dan Inggris. AS tidak ikut tapi akan diberi tahu terkait perkembangan diskusi. Iran menolak pembicaraan langsung dengan delegasi AS karena Washington sudah bukan lagi anggota JCPOA.

Pada hari pertama, para partisipan diharapkan menyetujui rencana umum untuk negosiasi kedepannya. Beberapa pertemuan informal juga digelar. Di antaranya antara Iran, Tiongkok dan Rusia. Termasuk pertemuan antara Ali Bagheri dan Negosiator Uni Eropa Enrique Mora.

Tanpa kehadiran delegasi Negeri Paman Sam, pembicaraan itu mungkin bakal berlangsung alot. JCPOA sejak awal dibentuk bertujuan untuk membatasi program nuklir Iran. Sebagai gantinya, sebagian sanksi Teheran bakal dicabut. AS menjadi salah satu negara yang paling banyak menjatuhkan sanksi. Pada 2018 lalu, Trump memilih keluar karena tak mau mencabut sanksi tersebut. AS justru menjatuhkan lagi hukuman yang sudah dihapuskan.

Gara-gara ulah Trump, Iran membalas. Mereka diduga memulai melakukan pengayaan nuklir melebihi batas kesepakatan JCPOA. Yaitu hingga 60 persen. Mereka juga mengoperasikan sentrifugal canggih. Namun, pihak Teheran membantah tudingan itu. Saat Joe Biden menjadi presiden, AS menyatakan ingin kembali aktif di JCPOA. Beberapa pembicaraan sudah dilakukan di Wina sebelumnya. Namun Juni lalu pertemuan dihentikan sementara setelah Iran memilih Ebrahim Raisi sebagai presiden. Anggota JCPOA ingin agar Raisi membentuk pemerintahan lebih dulu.

’’Jika AS datang ke Wina untuk memecahkan kebuntuan dan mengatasi masalah yang tidak kami sepakati pada putaran sebelumnya, proses dialog tentu akan lebih mudah,’’ tegas Khatibzadeh. Iran berharap kesepakatan bisa dicapai secepatnya dan sanksi ke negara mereka juga ditarik sama cepatnya.

Khatibzadeh mengkritik Inggris yang diyakini tidak berniat mencari jalan keluar. Itu karena Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menulis artikel bersama Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid. Isinya menyatakan bahwa mereka akan bekerja siang malam untuk menghentikan Iran membuat bom nuklir. Selama ini, Iran menjadi salah satu musuh terbesar Israel.

Di luar isu tersebut, Tiongkok kembali memprovokasi Taiwan. Minggu (28/11) ada 27 pesawat milik Beijing yang berada di zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taipei. Di antaranya ada 18 jet tempur, 5 pesawat pengebom yang bisa membawa senjata nuklir serta ada pesawat untuk pengisian bahan bakar Y-20.

Ini adalah kali pertama Tiongkok mengerahkan Y-20 yang biasanya digunakan untuk mengisi bahan bakar pesawat tempur yang sedang dalam misi. Para pengamat menilai bahwa kehadiran Y-20 bisa membuat perubahan signifikan. Jet tempur milik Tiongkok bisa bertahan lebih lama di udara. Mereka tidak perlu balik pulang untuk mengisi bahan bakar. Taiwan sendiri yakin bahwa mereka bisa membalas jika sampai terjadi serangan.

’’Pasukan nasional kami telah menunjukkan bahwa meskipun Anda (Tiongkok, Red) mungkin memiliki kekuatan tapi kami bisa melakukan tindakan balasan,’’ tegas Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng. (sha/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X