Susah Payah Jalani Sekolah lewat Jarak Jauh, Dipaksa Kreatif di Tengah Keterbatasan

- Minggu, 28 November 2021 | 12:27 WIB
-
-

Peliput: M Ridhuan Nofiyatul Chalimah

 

Hampir dua tahun pelajar di Kaltim mengikuti pendidikan di sekolah secara daring. Sementara guru dituntut mampu mengaplikasikan teknologi. Selain itu, berinovasi, agar transfer ilmu ke siswa lewat jarak jauh bisa tersampaikan dengan baik. Pelajar pun bisa memahami.

 

SETELAH ditinggal tak berpenghuni selama 20 bulan, ruang kelas di SMP 14 Balikpapan kembali “hidup” pada 11 Oktober lalu. Ketika Pemkot Balikpapan memutuskan jenjang SD dan SMP boleh menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Siswa duduk di bangku mereka. Sementara guru menerangkan materi pelajaran di depan papan tulis. “Rasanya senang begitu pertama kali bisa kembali mengajar secara langsung,” kata Sugiharni, guru SMP 14 Balikpapan, Jumat (26/11).

Meski dilaksanakan secara terbatas, Harni --biasa disapa, mengaku antusias. Kerinduan mengajar langsung di dalam kelas di hadapan langsung siswanya terobati. Di sisi lain, dia bisa mengenal langsung wajah dan karakter siswa. Termasuk kemampuan siswa yang selama ini hanya diketahui lewat monitor.

“Ternyata yang selama belajar daring paling banyak bicara, setelah ketemu langsung rupanya pendiam. Ada yang kok pintar, ternyata selama ini tugasnya dikerjakan orangtua,” tutur Harni.

Pengalaman selama mengajar daring memang penuh tantangan. Pertama karena masih minimnya pengetahuan teknologi. Hingga dirinya harus belajar secara autodidak. Meski pada 2020 lalu dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan menggelar pelatihan Microsoft 365 dan Google Suit untuk memudahkan guru memahami aplikasi dan platform pembelajaran.

Di sisi lain guru seperti dirinya, akhirnya harus bisa belajar bagaimana mampu membawa suasana mengajar bisa dinikmati siswa. Dan memberikan tugas yang bisa membuat siswa bisa mengeksplorasi diri dan kemandirian mereka menyerap ilmu yang diberikan.

“Selama PJJ (pembelajaran jarak jauh), karena waktu yang terbatas, kami guru pada akhirnya lebih banyak memberikan tugas ke siswa. Untuk saya sendiri, tugas yang diberikan ini harus mengandung unsur yang bisa meningkatkan, tidak hanya kemampuan siswa, namun keterlibatan orangtua,” bebernya.

Guru seperti dirinya sadar, tidak semua siswa mampu secara ekonomi. Artinya, guru tidak ingin terlalu panjang lebar menerangkan materi melalui layar Google Classroom atau Zoom. Yang bisa menghabiskan banyak kuota internet. Jadi, materi dan tugas akan dikirimkan melalui pesan WhatsApp. Di sini guru akan membentuk grup. Dan untuk hasil tugas biasanya Harni akan meminta siswanya mengunggah di media sosial mereka.

“Saya biasanya minta siswa membuat video atau animasi sederhana terkait materi yang diajarkan. Nanti diunggah ke IG (Instagram) mereka dan di-tag ke saya. Di situ penilaiannya,” ucapnya.

Harni tak menampik, selama PJJ banyak menemui kendala. Persoalan yang muncul biasanya akan disampaikan melalui paguyuban guru dan orangtua siswa. Kebanyakan masalah yang muncul adalah gangguan sinyal selama PJJ. “Ini yang kerap disampaikan ke guru begitu ditanya kenapa ada siswa yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu,” ujarnya.

Dirinya bersyukur PTM sudah berlangsung. Meski secara terbatas, setidaknya bisa menjalin kedekatan emosional siswanya. Beban memang bertambah, karena setelah tiga jam mengajar di kelas (luring) pada pagi hari, dirinya kembali harus mengajar sisa siswa secara daring hingga pukul 15.00 Wita. Baginya memang merepotkan. “Tetapi namanya guru kerjanya harus ikhlas,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X