SIA SIA..!! DAK Sebesar Rp 7 Miliar Jadi Besi Tua

- Rabu, 24 November 2021 | 12:54 WIB
MANGKRAK: Pasar Induk Semimodern Waru, PPU, ini sejak rampung pembangunannya 2016 belum difungsikan.
MANGKRAK: Pasar Induk Semimodern Waru, PPU, ini sejak rampung pembangunannya 2016 belum difungsikan.

PENAJAM–Pasar Induk Waru, Kecamatan Waru, Penajam Paser Utara (PPU), yang sudah selesai pembangunannya pada 2016 dengan alokasi anggaran Rp 7 miliar, kini terkesan jadi besi tua. Terdapat kurang lebih 100 kios tampak kosong dan tidak terawat.

Sejak hampir enam tahun lalu pasar yang terletak di Jalan Provinsi Kilometer 26, Desa Sesulu, Kecamatan Waru, PPU, itu belum dioperasionalkan. Belum ada relokasi pedagang yang saat ini tetap berjualan di pasar tumpah yang kumuh di Waru.

“Belum ada relokasi pedagang ke pasar induk. Kami tetap belanja di pasar tumpah ini meski kalau hujan kondisinya becek dan kumuh,” kata seorang warga yang berbelanja ke pasar tumpah, yang lokasinya berseberangan dengan Kantor Pos Waru itu, kemarin.

Tokoh pemuda Waru, Eko Cahyo Riswanto, kemarin mengumpulkan informasi berkaitan kondisi pasar yang dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektare tersebut. Ia menyimpulkan, pasar yang tujuannya dibangun untuk relokasi pedagang di pasar tradisional Waru.

“Lokasinya juga tidak mendukung. Jauh dari jalan raya. Saat ini, kondisi pasar tidak terurus. Rerumputan yang tumbuh mengepung bangunan pasar. Bangunan pasar itu kini jadi besi tua,” kata Eko Cahyo Riswanto.

Dia menduga ratusan pedagang pasar tradisional enggan direlokasi ke pasar yang dibangun semimodern itu. Buktinya, kata dia, sampai saat ini tidak terdengar ada desakan dari pedagang pasar yang minta segera dipindahkan ke pasar yang berlokasi di Desa Sesulu itu.

“Kalau kemudian ada informasi bahwa pembangunan pasar itu belum selesai, maka pantas dipertanyakan bagaimana dengan perencanaannya dulu,” kata dia.

Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah PPU Sukadi Kuncoro ketika dikonfirmasi terpisah, kemarin, mengatakan, pembangunan pasar dimaksud belum rampung.

“Kami masih mengusahakan melalui APBN Kementerian untuk membangun kios dan los kering dan sarana-prasarana jalan,” kata Sukadi Kuncoro.

Kepada wartawan sebelumnya, ia beralasan tidak berlanjutnya pembangunan proyek pasar itu akibat tidak mendapatkan alokasi anggaran baik dari APBD PPU maupun APBN. Sementara itu, dana pembangunan pasar Rp 7 miliar itu merupakan dana alokasi khusus (DAK).

Dana itu disebutnya hanya mampu untuk membangun bagian pasar basah, tempat pedagang berjualan ikan, daging dan sayur-mayur. Dia menyebutkan, 100 kios yang sekarang tampak kosong dan tidak terawat itu merupakan desain pembangunan yang rampung 100 persen pada 2016.

“Untuk melanjutkan itu kami saat ini sedang mengupayakan mendapatkan bantuan keuangan dari pos kementerian perdagangan. Kami masih memajukan proposal,” tandasnya. (ari/kri/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X