Pada musim 2013–2014, langkah AC Milan di Liga Champions dikandaskan Atletico Madrid di babak 16 besar. AC Milan kalah agregat 1-5 setelah takluk 1-4 di Estadio Vicente Calderon. Setelah kekalahan di kandang lama Atletico tersebut, Rossoneri absen di Liga Champions selama tujuh musim. Nah, musim ini, ketika AC Milan kembali merasakan Liga Champions, Atletico bisa kembali jadi pemupus asa Rossoneri.
Kekalahan di Estadio Wanda Metropolitano dini hari nanti (siaran langsung Champions TV 3/Vidio pukul 03.00 WIB) berarti skuad asuhan Stefano Pioli itu harus mengakhiri kiprah di ajang Eropa musim ini. Seiring menjadi juru kunci klasemen grup B dengan mengemas 1 poin dari empat laga, hanya kemenangan yang akan membuka kans AC Milan masih bertahan di ajang Eropa.
Yaitu kesempatan melanjutkan penampilan di Liga Europa dengan finis ketiga di fase grup. Masalahnya, tentu tidak mudah menaklukkan Atletico di depan publiknya. AC Milan jelas bukan Liverpool FC (LFC) yang menang 3-2 di Wanda Metropolitano (20/10).
Seperti diungkapkan Ricardo Kaka, mantan klubnya tersebut musim ini belum terlalu matang untuk bersaing di Liga Champions.
”Skuad dengan perpaduan pemain muda dan berpengalaman mungkin baru siap kalau mereka kembali ke Liga Champions musim depan. Sebab, mereka sudah merasakan tantangan berat di musim ini,” tutur mantan gelandang serang AC Milan itu kepada Milan TV.
Jika menoleh cerita di Liga Champions tiga musim lalu, situasi AC Milan saat ini sama seperti yang dialami Atalanta BC.
Hanya meraih sekali seri dan tiga kalah dalam empat matchday awal fase grup. Pada akhirnya, La Dea yang berada satu grup dengan Manchester City, Dinamo Zagreb, dan Shakhtar Donetsk mampu lolos ke fase knockout setelah memenangi dua matchday pemungkas. La Dea finis sebagai runner-up di bawah City. Hanya, sukses La Dea kala itu didukung anjloknya performa Dinamo dan Shakhtar.
Di sisi lain, Atletico maupun FC Porto kini berada dalam tren bagus untuk membidik status sebagai pendamping LFC ke fase knockout. (jpc)