Isu Kenaikan Level PPKM Bikin Vendor Pernikahan Waswas

- Sabtu, 20 November 2021 | 12:14 WIB
MENUJU STABIL: Saat ini rata-rata permintaan job pernikahan para vendor mencapai 2–3 kali dalam seminggu. (ilustrasi)
MENUJU STABIL: Saat ini rata-rata permintaan job pernikahan para vendor mencapai 2–3 kali dalam seminggu. (ilustrasi)

VENDOR-vendor pernikahan kembali menggeliat. Permintaan jasa pernikahan sudah masuk sejak beberapa bulan belakangan. Mulai Juli–Agustus lalu kondisi semakin membaik.

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Jasa Dekorasi Indonesia (Aspedi) Balikpapan Bekty menuturkan, sebelumnya permintaan hanya menggelar pernikahan secara sederhana dan biasa di rumah. Sekadar akad nikah, sekarang sudah bisa menggelar lagi resepsi di hotel.

Sebulan, setidaknya ada 7–8 klien dilayani. Walau belum normal, jumlah itu sudah membantu pemasukan ekonomi keluarga. Vendor juga ada yang menerima hingga lebih 2–3 job seminggu walau belum stabil. Harga penawaran jasa juga telah kembali seperti biasa. Meski masih ada beberapa vendor menawarkan promo demi memulai lagi usahanya.

“Tapi kami mulai waswas lagi, karena ada isu bahwa tanggal 24 Desember itu mau diterapkan kembali PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Level 3. Jadi, teman-teman vendor lagi galau nih buat ngambil job di tanggal itu,” ucapnya.

Dengan vaksinasi dan kasus positif Covid-19 juga mengalami penurunan diharapkan kebijakan tersebut urung dilakukan. Sebab, dampaknya begitu terasa. Baik kepada vendor besar dan kecil. Mengingat krisis yang dihadapi belum berakhir sepenuhnya. Masih ada vendor yang berusaha bangkit kembali setelah pandemi dua tahun ini. 

Disebabkan isu perubahan level PPKM yang akan kembali ke level 3, para vendor berusaha berdiskusi dengan calon klien agar kalau bisa tidak memilih tanggal tersebut. Dia berharap, PPKM tidak ditingkatkan. Karena sangat menjebak dan menghambat usaha para penyedia jasa pernikahan. Walau demikian, sejauh ini, protokol kesehatan pun masih diberlakukan.

Karena belum ada surat resmi dari pemerintah, Bekty belum bisa berbicara lebih jauh atau menanggapi. Tetap harus optimistis, di tahun depan dia percaya kondisi dapat lebih baik. “Semoga tidak ada lagi pasien Covid-19, kegiatan pernikahan dapat berlangsung lancar. Event atau pameran semakin banyak digelar,” kata Bekty.

Awal Desember nanti, dia mengatakan ada pameran pernikahan yang berlangsung di Balikpapan SuperBlock (BSB). Itu diharapkan segera memancing para penyelenggara lain menggelar pula sehingga semakin ramai serta membuat penyedia jasa usaha pernikahan segera bangkit.

Seorang makeup artist (MUA) Balikpapan, Anisah Abdullah berujar, secercah harapan bagi para pelaku usaha pernikahan sudah terasa. Penurunan PPKM memberi peluang sehingga pernikahan dapat dilangsungkan lebih besar.

Meski masih terbatas, dalam sebulan terakhir ia berhasil mendapatkan 5–6 klien. Harga yang ditawarkan olehnya tidak berubah bahkan selama pandemi dengan kondisi kala normal. Demi menjaga makeup yang digunakan. Diakui, memang ada para MUA baru suka memberikan harga di bawah standar, tapi menurutnya itu bukan masalah. Karena setiap orang memiliki pilihan dan rezeki masing-masing.

“Standar harga dilihat dari berapa kali ganti baju, biasanya sih Rp 1,5 juta, kalau dulu sebelum pandemi Rp 2 juta untuk makeup dengan satu gaun,” ungkapnya. (lil/ndu/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X