Suneung Jadi Penentu Masa Depan Siswa Korsel

- Jumat, 19 November 2021 | 18:26 WIB

SEOUL – Gugup dan cemas. Perasaan itu melanda sebagian besar peserta ujian masuk perguruan tinggi di Korea Selatan (Korsel) kemarin (18/11). Di depan Sekolah Tinggi Bahasa Asing Ewha Putri, Seoul, sebagai lokasi ujian, tampak beberapa siswa gelisah dan memegangi tangan orang tuanya ketika tiba. Sebagian orang tua merapal doa.

Ujian masuk perguruan tinggi yang dinamai Suneung tersebut memang menjadi tekanan tersendiri bagi para siswa maupun orang tua. Sebab, itu akan menjadi penentu masa depan siswa. Baik di bidang karier, status sosial, maupun jodoh. Mereka yang kuliah di jurusan favorit di kampus elite bakal mudah mendapatkan pekerjaan dan menjadi kandidat menantu impian. Sebaliknya, mereka yang kuliah di kampus strata bawah bakal sulit menggapai keduanya.

Karena itulah, persaingannya begitu ketat. Siswa di Korsel sejak kecil dipersiapkan menghadapi Suneung. Mereka harus ikut kursus sepulang sekolah setiap hari, termasuk akhir pekan. Ada istilah 10 to 10 di kalangan siswa, yang merujuk pada kursus dan belajar di luar sekolah dari pukul 10 pagi hingga 10 malam. Beberapa siswa yang tertekan dengan Suneung memilih bunuh diri. Angka depresi dan bunuh diri remaja di Korsel termasuk dalam jajaran tertinggi di dunia.

’’Bagaimana jika aku tidak lulus tes? Apakah aku jadi orang gagal? Apakah aku tidak bernilai? Apa aku tidak mampu?’’ ujar Lee Han-seul, salah seorang peserta, mengungkapkan kekhawatirannya, kepada BBC. Dia bahkan merasa bersalah jika keluar rumah tanpa belajar. Ujian bakal berlangsung sekitar sembilan jam nonstop. Tekanan kian besar karena selama pandemi mayoritas proses belajar-mengajar dilakukan secara online.

Ada 509 ribu peserta yang ikut ujian tahun ini. Pemerintah membuat berbagai pencegahan agar semua berjalan lancar dan tidak ada siswa yang terlambat. Seluruh perkantoran dan bursa saham buka satu jam lebih lambat. Transportasi pesawat yang lepas landas maupun bakal mendarat ditunda selama 35 menit selama sesi listening bahasa Inggris. Polisi juga berpatroli untuk membantu peserta yang mengalami kesulitan transportasi.

Suhu tubuh setiap peserta dicek. Mereka yang memiliki gejala Covid-19 ditempatkan di ruangan berbeda. Sebanyak 70 peserta yang positif menjalani ujian di fasilitas karantina maupun rumah sakit. Siswa wajib memakai masker selama ujian. (sha/c6/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X