Jalan Darat 12 Jam, Susur Sungai 6 Jam, untuk Ambil Data

- Jumat, 19 November 2021 | 17:49 WIB
Yuli
Yuli

Sekretariat Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (SKPKC) Fransiskan Papua mendokumentasikan dan menganalisis setiap peristiwa kemanusiaan, lalu meramunya menjadi buku Memoria Passionis. Sering terlibat dalam diskusi lintas agama seperti saat diundang Komunitas GUSDURian dan UIN Syarif Hidayatullah.

 

AGUS DWI PRASETYO, Jayapura

 

BAYANGAN kepala manusia dalam setangkup tangan yang terhalang kawat berduri terlihat mencolok di bagian sampul buku tersebut. Di bawahnya terdapat judul dengan tulisan berukuran cukup besar: Tuntut Martabat, Orang Papua Dihukum.

Sementara, di atas judul tertulis Seri Memoria Passionis No 38. ”Memoria passionis itu berarti ingatan tentang penderitaan,” kata Yuli Langowuyo, direktur SKPKC Fransiskan Papua, saat ditemui Jawa Pos di Jayapura Kamis (28/10).

Buku setebal 136 halaman tersebut, kata Yuli, merupakan potret politik rasialisme di tanah Papua pada 2019. Rentetan peristiwa memilukan itu berawal dari insiden di Surabaya-Malang pada Agustus 2019. Buntutnya, aksi demo pecah di sejumlah wilayah. Tidak terkecuali di Jayapura, tepatnya di halaman kantor gubernur Papua.

Theo van den Broek menyajikan rekaman peristiwa dalam bentuk tulisan, lalu menutupnya dengan uraian singkat yang padat. ”Bapak Theo ini bukan orang asli Papua, jadi bisa melihat Papua lebih objektif ketimbang kami orang Papua sendiri,” ujar Yuli.

Memoria Passionis tak ubahnya kisah berseri yang diterbitkan SKPKC setahun sekali. Berisi kajian komprehensif tentang situasi kemanusiaan di Bumi Cenderawasih.

Seri pertama terbit pada 1999 dengan judul Kondisi Hak Asasi Manusia dan Gerakan Aspirasi Merdeka. Saat ini Memoria Passionis seri terbaru, seri no 39, masih dicetak. ”Kami cetak buku di Jakarta karena di sana lebih murah daripada di Jayapura,” ungkap Yuli.

SKPKC Fransiskan Papua merupakan unit karya pastoral Provinsi Fransiskus Duta Damai di tanah Papua. Unit itu seperti organisasi sayap keagamaan yang menyelenggarakan pelayanan sosial pastoral kepada masyarakat Papua. Khususnya umat Katolik di seluruh wilayah Persaudaraan Fransiskan Papua (OFM). ”SKPKC ini berdiri sejak 1998. Ini mandat dari wakil gereja,” jelasnya.

Seri Memoria Passionis adalah salah satu produk SKPKC yang cukup populer di kalangan aktivis gereja maupun pegiat hak asasi manusia (HAM). Rangkuman peristiwa dan kajian yang disajikan di setiap seri menjadi rujukan banyak pihak. Bukan hanya aktivis, tetapi juga pelajar dan mahasiswa, umat gereja, hingga peneliti dan media dalam negeri maupun luar negeri.

Membangun damai di tanah Papua selalu digaungkan SKPKC lewat karya-karyanya. Spirit itu disesuaikan dengan situasi Papua yang sampai saat ini terus bergejolak. Kontak tembak antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan aparat gabungan TNI-Polri masih terjadi di sejumlah daerah. Khususnya di wilayah pegunungan seperti di Kabupaten Intan Jaya dan Pegunungan Bintang.

Meski pahit, kata Yuli, realitas baku tembak itu tidak bisa dimungkiri. Nah, sebagai utusan gereja yang bertugas menyiapkan data dan bahan, Yuli dkk mau tidak mau mendokumentasikan dan menganalisis setiap peristiwa di Bumi Cenderawasih. Data itu menjadi acuan gereja untuk berbicara kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X