Di samping menjadi seorang perias, Noelysander menyukai dunia desain. Dari yang gunakan untuk pesta pernikahan hingga acara formal, dia berusaha membuat busana sendiri. Sudah banyak hasil buatannya terjual di dalam kota sampai luar negeri.
ULIL MUA'WANNAH, Balikpapan
KETERTARIKAN akan dunia fashion design sudah lama dirasakan. Sepuluh tahun belakangan, Noelysanderbaru berani menerima pesanan. Selain busana klasik Nusantara, dia menyukai terapan modifikasi. Noelsanderbutik, rumah produksi busananya berada di Jalan Soekarno-Hatta, Kilometer 10, Balikpapan Utara.
Standar harga busana pengantin buatannya sekitar Rp 3–6 juta. Calon pengantin dapat pula melakukan pemesanan by costume. Tentu semakin banyak bahan maupun model yang diinginkan harga yang dipatok pun berbeda.
Terlebih bila memilih menggunakan payet karena waktu pengerjaannya tak sedikit. Dan tak boleh asal. “Menggunakan payet bisa seminggu hingga lebih. Sebab pengerjaannya dengan tangan serta harus teliti dan rapi,” ungkapnya ketika ditemui di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Kamis (18/11).
Selain mengenalkan 10 busana karya terbarunya, Noel–sapaan akrab Noelysander–juga mengajak 14 makeup artist (MUA) dan 14 model mengikuti mini shoot. Terdapat empat busana lain dari para MUA yang berpartisipasi. Gaun yang ditampilkan bertemakan Nusantara dan modern. Busana tersebut dibuat selama 1,5 bulan sejak Oktober lalu.
Bicara soal selera, Noel berkata bahwa masing-masing calon pengantin punya keinginan. Klasik maupun modern punya pangsa pasar yang masih besar. Bahkan, mereka bisa memilih menggunakan dua busana yang berbeda untuk akad banyak memilih busana klasik seperti kebaya dan resepsi menggunakan gaun modern.
“Kan tiap orang punya referensi sendiri. Mau klasik atau modern. Tapi kalau pembeli dari luar negeri biasa memilih yang simpel tapi elegan,” sebut Noel. Busana pengantin buatannya telah dikirim ke Hong Kong, Taiwan, Singapura, dan Australia.
“Kebanyakan warga yang kebetulan sudah menetap, atau mendapat pasangan dan ingin merayakan pernikahannya di luar negeri. Kalau untuk dikirim ke luar negeri juga mesti prepare tidak bisa memesan secara dadakan,” imbuhnya.
Walau situasi masih dibatasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan pandemi, tapi itu bukan alasan baginya agar tetap berkarya. Dia tidak mudah menyerah atau patah semangat dalam menggeluti usaha. “Hidup harus terus berjalan apapun yang terjadi. Sebab, perubahan bisa terjadi kapan pun ke depannya,” terang dia.
Dia berharap, tahun depan lebih produktif. Juga, bisa menggelar parade event bersama para fashion designer lainnya. Noel juga mengajak rekan-rekannya bisa menggelar fashion show. Untuk meramaikan dan memberikan informasi terhadap masyarakat.
“Permintaan baik busana dan MUA sempat sepi. Kalau sekarang agak lumayan dibandingkan sebelumnya. Semoga masa-masa awal wabah yang begitu kritis, hingga zero persen itu tidak lagi terjadi,” harapnya.