Waspada Buah dan Sayur Berkimiawi, Disperindagkop Surati Pemprov Kaltim untuk Melakukan Razia

- Rabu, 17 November 2021 | 14:36 WIB
PERHATIAN: Waspada apabila membeli buah-buahan yang matang akibat proses kimiawi karena bisa merusak kesehatan.
PERHATIAN: Waspada apabila membeli buah-buahan yang matang akibat proses kimiawi karena bisa merusak kesehatan.

Ulah oknum pedagang buah-buahan dan sayur-sayuran jadi sorotan di PPU. Banyak yang diduga menggunakan zat kimia, sehingga berbahaya bagi kesehatan. Perlindungan terhadap konsumen patut menjadi perhatian.

 

PENAJAM - Masyarakat diimbau berhati-hati saat membeli buah dan sayur. Pasalnya, beberapa warga Penajam Paser Utara (PPU) menginformasikan telah membeli sayur atau buah yang diduga berkimiawi.

“Saya beberapa kali membeli buah pepaya. Tampak merah merona. Namun, saat dibelah ternyata masih mentah. Kalaupun tampak masak rasanya hambar,” kata warga Penajam yang menolak namanya disebutkan dalam pemberitaan, kemarin.

Ia khawatir ada perbuatan oknum pedagang tertentu yang bertindak curang dengan menyulap buah muda dengan proses kimiawi. Koran ini sebenarnya sudah menerima informasi serupa pada beberapa waktu lalu. Untuk membuktikan, Kaltim Post mencoba membeli dua pepaya yang terlihat matang (merah).

Namun, saat dibelah ternyata masih mentah. Saat ditunggu sampai masak rasanya hambar. Hanya, belum diketahui apakah pepaya yang dibeli media ini telah melalui proses kimiawi yang dapat mengganggu kesehatan.

Pengalaman membeli buah diduga proses pematangannya melalui kimiawi dialami warga Petung, Kecamatan Penajam, PPU Trie Muliadi. “Iya, saya pernah mengalami beli buah yang diproses kimia. Rasanya sangat beda. Biasanya, pisang. Kalau sayur, belum mengalami,” kata Trie Muliadi, kemarin.

Referensi nama-nama kimia yang bisa digunakan untuk mematangkan buah-buahan didapatkan media ini dari The Times of India. Misalnya, bahan kimia bernama ethylene, ethephon, dan bethylene. Kimia ini bekerja membuat buah-buah matang sebelum waktunya.

Namun, senyawa yang terdapat di dalamnya dapat memengaruhi saraf pada manusia dan dalam jangka panjang dapat merusak organ vital. Contohnya, ethylene dapat memengaruhi fungsi penglihatan, kulit, paru-paru, daya ingat, dan memperparah penyakit hypoxia. Yaitu kurangnya suplai oksigen dalam tubuh manusia.

Direktur Buah dan Florikultura, Ditjen Hortikultura, Liferdi Lukman pun mengingatkan agar warga berhati-hati saat membeli buah. Jangan sampai membeli buah dengan proses kimia. Ciri-ciri buah yang terlihat matang karena proses kimia, yaitu warna buah tampak seragam, tampilannya pucat, aroma buahnya ringan, dan rasa hambar.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) PPU Sukadi Kuncoro mengaku telah menerima keluhan warga terkait hal ini. Namun, akibat keterbatasan peraturan, pihaknya tidak berhak melakukan razia.

“Undang-Undang Nomor 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah kewenangannya terkait hal ini dilimpahkan ke pemerintah provinsi. Namun, saya segera menyurat untuk melakukan razia di PPU,” kata Sukadi Kuncoro, kemarin.

Tidak hanya informasi tentang buah yang dijual diduga berkimia, harian ini, kemarin, juga menerima permintaan masyarakat agar dinas atau instansi terkait melakukan razia terhadap maraknya depot air isi ulang yang diduga menjual air tidak memenuhi standar kebersihan dan higienis.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) PPU Jansje Grace Makisurat yang dihubungi kemarin menjelaskan, pihaknya mengeluarkan sertifikat laik sehat, dan seharusnya terpampang di masing-masing depot yang sudah memiliki sertifikat.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X