SAMARINDA – Pembahasan ABPD 2022 sudah digulirkan medio Agustus lalu. Tahapan panjang yang dibahas pun tinggal menghitung hari sebelum diketuk paling lambat akhir November ini. Estimasi kocek yang dikelola tahun depan diprediksi melorot menjadi Rp 2,8 triliun.
“Masih ada pembahasan lanjutan, untuk nominal besarnya segitu,” ungkap Wakil Ketua DPRD Samarinda Subandi yang dikonfirmasi beberapa waktu lalu. Dewan, sambung dia, perlu waktu mengevaluasi konfigurasi Kebijakan Umum Anggaran Plafon Penggunaan Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2022 yang diajukan pemkot beberapa waktu lalu.
Sinkronisasi penanganan banjir jadi salah satu yang disoroti. Terlebih, Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sudah direvisi menyesuaikan visi-misi kepala daerah baru, Andi Harun-Rusmadi. Nah, para wakil rakyat yang berkantor di Jalan Basuki Rahmat itu merasa masih perlu menilik seperti apa perwajahan anggaran tahun depan menyesuaikan program kerja yang diusung.
“Tahun ini memang belum banyak terlihat karena masih terbaur dengan pemerintahan sebelumnya,” katanya.
Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Pro bebaya), kata Bandi, begitu dia disapa, sudah diusulkan secara penuh pada APBD 2022 dengan estimasi kebutuhan mencapai Rp 198 miliar. Jumlah yang nantinya bakal dialokasikan merata ke seluruh RT se-Samarinda dengan anggaran berkisar Rp 100-300 juta. “Program ini harus berjejal karena keterbatasan tubuh anggaran. Tapi, tak hanya soal realisasi. Perlu dipantau juga implementasi di lapangan nanti,” jelasnya.
Soal beberapa megaproyek usulan wali kota, memang tak semua bisa terakomodasi lantaran tubuh anggaran yang melorot. Di beberapa kesempatan, ujar dia, wali kota menjelaskan bakal mengambil opsi jalur pendanaan lain baik, seperti bantuan pemerintah provinsi hingga pusat. “Kita tunggu saja. jumlah itu (KUA-PPAS APBD 2022) belum menuangkan bantuan keuangan. Jadi masih bisa bertambah. Untuk waktu paling lambat akhir November ini,” singkat politikus PKS Samarinda itu. (ryu)