Fasilitas Keselamatan Pantai Manggar Payah..!!

- Selasa, 16 November 2021 | 17:00 WIB
Tiga menara pantau di Pantai Manggar kondisinya memprihatinkan
Tiga menara pantau di Pantai Manggar kondisinya memprihatinkan

BALIKPAPAN-Sepanjang tahun ini, pengunjung Pantai Manggar, Balikpapan menyumbang pendapatan kepada pengelola lebih dari Rp 2 miliar. Sayangnya, uang sebesar itu belum berdampak terhadap dibenahinya hal-hal mendasar terkait fasilitas keselamatan pengunjung selama berwisata di Pantai Manggar.

Dari penelusuran Kaltim Post sehari setelah kejadian seorang pengunjung terseret ombak dan ditemukan meninggal Senin (15/11), aspek keamanan dan keselamatan di Pantai Manggar ternyata belum bisa dikatakan layak. Padahal, pantai yang dikelola pemerintah daerah itu, terdapat palung. Sebuah tanah yang berlekuk dalam dan berarus deras. Akan tetapi, papan informasi terkait palung dan tanda larangan bermain di sekitar palung tidak dipasang pengelola pantai.

Sementara itu, tiga menara pantau kondisinya memprihatinkan. Bahkan ada satu yang sudah roboh karena abrasi. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pantai Segara Sari Manggar Rusliansyah mengungkapkan, permasalahan itu sudah dilaporkan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (DPOP) maupun Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan. Akan tetapi, sampai saat ini masih belum ditindaklanjuti. “Sebetulnya di pantai itu fungsi menara pantau yang penting. Sebagai tempat petugas mengawasi pengunjung, sekaligus menyampaikan imbauan melalui mikrofon. Tapi keadaan kita sekarang seperti ini. Nanti kalau sudah kejadian, baru ribut. Kalau seperti begitu, seharusnya cepat diantisipasi. Karena kondisi menara pantau kita sudah banyak yang rusak,” keluhnya.

Rusli melanjutkan, kondisi bibir Pantai Manggar juga mengkhawatirkan. Karena beberapa titik terkikis akibat abrasi. Dia pun sudah sering melaporkan masalah dan upaya penanganan abrasi ke Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim hingga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Namun, belum ada tindak lanjut sampai saat ini. “Sampai sekarang, sampai habis pantainya, enggak ditindaklanjuti juga. Karena ini aturan, maka kami harus melaporkan ke provinsi dan kementerian,” jelasnya.

Dia berharap pantai yang berada di Balikpapan Timur itu mendapat perhatian khusus Pemkot Balikpapan. Sebab, objek wisata itu sudah berkontribusi mengumpulkan pendapatan daerah. Hingga November ini, telah terkumpul lebih dari Rp 2 miliar atau melampaui target yang dipatok Pemkot Balikpapan, yakni Rp 1,5 miliar. “Mudah-mudahan dengan kejadian seperti ini (pengunjung terseret ombak dan meninggal), pemkot akan mengantisipasi lagi. Supaya tidak terjadi lagi,” harapnya. Rusli menuturkan, mengenai petugas pengamanan di Pantai Manggar, terdapat 12 orang. Mereka bertugas setiap akhir pekan memantau keamanan dan keselamatan pengunjung. Dari jumlah itu, tiga orang bertugas mengoperasikan jet ski, lalu empat orang bertugas mengoperasikan speedboat untuk memantau pengunjung ketika berenang maupun mengevakuasi ketika terjadi hal-hal darurat.

Pengelola juga melibatkan personel dari TNI-Polri serta Basarnas. Rusli mengatakan, pengelola sebelumnya mengusulkan penambahan sarana penunjang keselamatan dan keamanan kepada Pemkot Balikpapan. Seperti satu perahu karet. Akan tetapi, tidak disetujui hingga saat ini karena keterbatasan anggaran. “Seharusnya pantai ini dilengkapilah fasilitas keamanannya. Seperti perahu karet, sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuhnya. Dijelaskan Rusli, pihaknya sudah berkali-kali memasang papan larangan bermain dan berenang pada titik-titik yang dianggap berbahaya di Pantai Manggar. Termasuk memasang bendera penanda dengan pemberat jangkar, sehingga tidak mudah terbawa ombak. “Dengan adanya tanda itu, pengunjung tidak boleh berenang lebih jauh,” katanya. Selain itu, petugas rutin mengingatkan para pengunjung melalui mikrofon. Agar tidak berenang melewati batas yang telah ditandai.

“Karena saat ini, gelombang sangat besar dan tidak menentu. Itu setiap saat kami umumkan di mikrofon. Agar orangtuanya menjaga anak-anaknya di pantai,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Balikpapan Melkianus Kota mengamini bahwa sarana pendukung keamanan dan keselamatan di Pantai Manggar masih sangat kurang. Seperti pelampung, perahu karet dan jet ski. Dia berharap, setelah peristiwa dua hari lalu, menjadi pelajaran bagi pengelola maupun Pemkot Balikpapan. Untuk lebih memerhatikan faktor keselamatan dan keamanan pengunjung. “Walaupun keselamatan ini menjadi tanggung jawab bersama. Baik pengunjung maupun pengelola,” katanya.

Melki, sapaannya menyebut, tim gabungan yang akan bertugas di akhir pekan akan diaktifkan kembali. Tim gabungan terdiri dari Basarnas dan BPBD. “Tim gabungan ini pernah ada, setiap Sabtu dan Minggu. Akan tetapi karena pandemi Covid-19, sempat dihentikan karena ada penutupan tempat wisata. Makanya kami dengan BPBD, akan mengaktifkan lagi tim ini. Dan kami sudah ketemu dengan BPBD dan UPT, untuk membentuk secepatnya,” terangnya.

Sembari menunggu tim gabungan itu terbentuk lagi, dirinya akan menugaskan anggotanya untuk bertugas mengawasi Pantai Manggar akhir pekan nanti. Itu dilakukan sebagai bentuk dukungan dan mengantisipasi agar kejadian sebelumnya tidak terjadi lagi. “Kami akan menyiapkan perahu karet beserta tim. Akan standby di sana juga. Berkoordinasi dengan BPBD juga. Paling tidak saat hari libur. Supaya pengunjung bisa aman dan nyaman dengan kehadiran kami,” jelas mantan kepala Basarnas Biak ini. Sementara itu, Zalfa (12), korban terseret ombak di Pantai Manggar pada Minggu (14/11) sekitar pukul 11.00 Wita, ditemukan petugas terapung pada Senin (15/11) dini hari sekitar pukul 03.45 Wita. Korban dinyatakan meninggal. Jenazah korban ditemukan mengapung sekitar 100 meter ke arah timur laut dari lokasi awal tersapu ombak.

Setelah ditemukan, jasad Zalfa dievakuasi kemudian dibawa ke Puskesmas Manggar dan ke rumah duka. Kejadian ini bukan yang pertama terjadi di Pantai Manggar. Dari penelusuran Kaltim Post, peristiwa serupa pernah terjadi pada Oktober 2017 dan mengakibatkan satu pengunjung meninggal. Setahun kemudian, pengunjung kembali tersapu ombak tapi berhasil selamat. (kip/aim/riz/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X