Waspadai Konsumsi Makanan Mengandung Purina Tinggi, Asam Urat Bisa Menyerang Setiap Saat

- Selasa, 16 November 2021 | 09:26 WIB

 

Peliput: M Ridhuan, Dina Angelina

 

 

Beranekaragam seafood dan jeroan sudah tak diragukan lagi kelezatannya bila diolah. Namun, bila berlebih, penyakit yang datang. Salah satunya asam urat. Siapa saja bisa terserang.

 

SAKIT seperti terkilir itu dirasakan Wawan Lastiawan pada 2015 lalu. Pada bagian tumit sebelah kanan. Kala itu dia berpikir akibat cedera saat bermain bulu tangkis. Bagian yang sakit pun hanya diolesi obat salep pereda nyeri otot. Namun, sepekan berlalu rasa sakit tak kunjung hilang. Jalannya pincang dan harus memakai perban. “Direndam air garam pun enggak hilang. Akhirnya saya bawa ke tukang urut,” ucap Wawan, Kamis (11/11).

Tetapi bukannya sembuh, tumitnya malah membengkak. Rasa sakit pun bertambah dua kali lipat. Kemudian atas saran kerabatnya, seorang tenaga medis, Wawan, disarankan memeriksakan kondisinya ke rumah sakit. Diagnosis pun keluar. Dirinya divonis menderita asam urat. “Kata dokter asam uratnya sudah di kadar 9 (mg/dL). Tinggi,” ujar pria yang kini berusia 36 tahun itu.

Oleh dokter, dirinya diminta menjaga pola makan. Hindari yang mengandung purina. Di antaranya, kacang-kacangan, daging merah, jeroan, gorengan, hingga sayur seperti bayam dan kangkung. Selain itu, dirinya diminta untuk lebih rajin olahraga ketika tak merasakan sakit. Dokter pun memberinya resep, salep untuk dioles dan obat untuk dikonsumsi. “Habis minum obat itu tiga hari kemudian hilang bengkak dan sakitnya,” katanya.

Semua anjuran dokter dijalani. Selama dua tahun, Wawan mengaku tak pernah kembali merasakan sakit di bagian tumit kanannya. Namun, pada 2017, asam uratnya kambuh. Bukan tanpa sebab. Diet yang dijalaninya mengendur. Wawan mengonsumsi nasi pecel dan gorengan. Makanan favoritnya. “Saya ‘kan hobi makan. Apalagi makan pecel itu setiap hari. Ya sudah, kambuh lagi,” ungkapnya.

Selama 2017, dirinya menyebut bisa terserang asam urat hingga tiga kali. Itu karena faktor asupan makanan yang tidak dia jaga. Meski diakuinya obat asam urat bisa meredakan, namun dia menyadari jika anjuran dokter soal pola makan yang harus dipatuhi. Hingga pada 2019, dirinya kembali menjaga diet dan rajin olahraga. “Tapi lagi-lagi karena pecel, saya harus kembali kena pada akhir 2019. Sebelum pandemi,” tuturnya.

Bahkan saat itu, asam uratnya menyentuh kadar 13,5 mg/dL. Rasa sakit pun menyebar. Dari tumit hingga lutut. Hingga dirinya mengaku harus merangkak untuk bisa beraktivitas di dalam rumah. Pun muncul benjolan di persendian jempol kakinya. Kondisi itu membuat Wawan kapok. Dan memutuskan harus bisa menahan diri makan nasi pecel. “Dulu kalau ditawari makan, terutama pecel pasti langsung sikat. Sekarang harus ingat-ingat sakitnya kalau asam urat kumat,” sebutnya.

Kini dirinya lebih banyak menjaga pola makan dan minum air putih. Untuk obat, Wawan tak ingin terlalu bergantung. Sebab, khawatir akan membahayakan ginjalnya. Namun karena pilihan makanan yang dilarang dikonsumsi penderita asam urat terlalu banyak, dirinya lebih kepada mengurangi porsi. “Pokoknya kalau sudah bangun tidur merasakan sakit seperti ditusuk jarum. Nah, itu harus pilih makanan yang lain dan perbanyak minum air putih,” jelasnya.

Wawan sadar, penyakit yang dideritanya itu lebih kepada gaya hidup. Karena secara genetik, tak ada keluarganya yang punya asam urat. Diet mengatur pola makan dan olahraga teratur menjadi rutinitas. Hingga dirinya berhasil menurunkan berat badannya. Dari 123 kilogram menjadi 115 kilogram.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X