Proyek RDMP di Balikpapan Sudah 43 Persen

- Senin, 15 November 2021 | 18:00 WIB

HINGGA Oktober 2021, kemajuan proyek RDMP Kilang Balikpapan sudah di angka 43 persen. Capaian itu tidak lepas dari telah tiba dan dipasangnya beberapa komponen penting di lokasi proyek sepanjang tahun ini. Yaitu, unit residual fluid catalytic cracking (RFCC) Agustus lalu. RFCC terdiri dari stripper/disengager dan regenerator. Komponen itu berfungsi mengolah residu minyak mentah menjadi produk bernilai tinggi.

Sehingga profitabilitas Kilang Pertamina Balikpapan meningkat dan produknya memenuhi standar Euro V yang lebih ramah lingkungan. Selanjutnya, pada September, PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB) selaku anak usaha PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI), kembali berhasil memasang lima boiler. Ketika sudah beroperasi, boiler-boiler itu berfungsi memanaskan air menggunakan panas dari hasil pembakaran bahan bakar, sehingga menghasilkan steam atau uap air bertemperatur tinggi.

Steam itulah yang akan digunakan sebagai sumber tenaga listrik. Sekaligus memasak minyak mentah hingga menghasilkan produk jadi. Pencapaian lainnya, akhir Oktober lalu, pemasangan column propane atau propylene splitter. Komponen itu berfungsi memisahkan senyawa propilena (bahan baku plastik) dan propane, sehingga dapat dihasilkan produk propilena dengan kemurnian sangat tinggi dan memenuhi syarat sebagai bahan baku pabrik petrokimia. Propylene splitter merupakan peralatan tertinggi di RDMP Balikpapan. Tingginya 111,4 meter dengan berat 752,6 ton.

Karena itu, mobilisasi propylene splitter harus menggunakan alat berat berupa crane berkapasitas 2.800 ton. Pemasangan komponen-komponen penting itu, membuat PT KBP berhasil membukukan milestone penting sepanjang 2021 yang berdampak pada target rampung tahap I RDMP Kilang Balikpapan pada 2024 mendatang. Dikutip dari laman resmi Pertamina, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB) mengatakan, RDMP Balikpapan menargetkan pemasangan reactor-regenerator, co boiler, catalyst cooler Desember 2021. Termasuk main air blower dan main fractionator.

Dampak komponen itu akan mulai terlihat ketika tahap pertama RDMP Kilang Balikpapan rampung pada 2024 mendatang. Kapasitas pengolahan minyak mentah Kilang Balikpapan akan meningkat dari semula 260.000 barrel per hari menjadi 360.000 barrel per hari. Demikian juga produk elpiji. Dari semula 0,8 ribu kilo barrel per hari menjadi 11 ribu. Termasuk meningkatnya produksi gasoline. Dari semula 41,5 ribu kilo barrel per hari menjadi 141,9 ribu kilo barrel per hari. Lalu diesel, dari semula 125 ribu kilo barrel per hari menjadi 156,1 ribu kilo barrel per hari. Serta avtur. Jika produksinya saat ini di angka 30,3 ribu kilo barrel per hari, meningkat hingga 41,2 ribu kilo barrel per hari.

Selain itu, Kilang Balikpapan juga akan memproduksi propilena dengan volume 616 ton per hari, dan 161 ton per hari produk sulfur. RDMP Balikpapan turut meningkatkan kompleksitas kilang dari 4.4 menjadi 8.8 yang dihitung melalui Nelson Complexity Index. Produk-produk yang dihasilkan dari RDMP Kilang Balikpapan nantinya tak sekadar memenuhi standar Euro V. Namun, mewujudkan kemandirian energi nasional. Termasuk wujud kontribusi Pertamina dalam mendukung transisi energi ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan pengurangan emisi karbon, melalui peralatan modern dari unit-unit yang dibangun.

Tak hanya produk olahan yang ditingkatkan, melalui proyek RDMP, gedung perkantoran Kilang Balikpapan juga didesain hemat listrik. Sebab, gedung workshop dan warehouse menggunakan sistem integrated building management system. Sementara itu, Corporate Secretary PT KPI Ifki Sukarya dalam keterangan resminya mengungkapkan, RDMP Balikpapan akan memuluskan jalan menuju penerapan standar Euro V di Indonesia. Upaya tersebut merupakan dukungan terhadap Pemerintah Indonesia yang telah menetapkan peta jalan penerapan Euro V pada 2027.

Proyek RDMP Balikpapan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kilang, tetapi juga mewujudkan green refinery, kilang hijau yang menghasilkan produk berkualitas dan bernilai tinggi, serta berwawasan lingkungan, sesuai standar Euro V. “Kilang Pertamina Balikpapan memang saat ini merupakan kilang terbesar kedua yang dimiliki Pertamina. Sekitar 25 persen kapasitas kilang nasional dipenuhi dari sana. Jadi kilang ini memang posisinya strategis, terutama untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah Indonesia timur," ungkap Ifki di laman resmi Pertamina.

Dalam skala global, tutur Ifki, upaya PT KPI dalam memenuhi standar Euro V melalui RDMP Balikpapan juga mendukung komitmen Indonesia dalam menanggulangi perubahan iklim. Untuk diketahui, industri pengolahan dalam beberapa tahun ke depan akan menghadapi beberapa tantangan. Di antaranya bauran energi dan kendaraan elektrik yang akan menyebabkan penurunan konsumsi berbasis bahan bakar. Kemudian, fluktuasi harga minyak yang menyebabkan keuntungan kilang akan menurun. Oleh karena itu, RDMP diharapkan menjawab tantangan tersebut. (riz/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X