SELEPAS makan malam, Stefania Palma mencuci piring di dapur seperti hari-hari biasanya. Dari arah belakang, Valentino Rossi menghampiri ibunya itu dan menyampaikan kalimat terpenting dalam hidupnya. ’’Stefania, besok aku akan menggelar jumpa pers untuk mengumumkan pensiun,’’ katanya.
Tanpa diduga, sang ibu menjawab dengan santai sambil meneruskan pekerjaan cuci piringnya. ’’Sepertinya itu ide yang bagus, Vale,’’ jawabnya. Entah perasaan itu datang dari mana, tetapi Rossi mengaku sangat lega mendengar jawaban tersebut.
Dialog yang terjadi pada 4 Agustus malam itu, sehari sebelum pengumuman pensiunnya di Sirkuit Red Bull Ring, menjelang digelarnya MotoGP Styria, diceritakan Rossi dalam sebuah wawancara dengan Sky Sport belum lama ini.
Jawaban Stefania itu memang tidak terduga oleh Rossi. Karena berkali-kali sebelumnya, sang ibu selalu tidak setuju saat Rossi curhat ingin pensiun karena sedang merasa putus asa dengan kariernya. ’’Dia (Stefania) bersama sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku di setiap momen terburuk sepanjang karierku. Dia memotivasiku untuk terus membalap. Tetapi, malam itu dia berbeda,’’ ungkap Rossi.
Maka, keesokan harinya, Rossi dengan keteguhan hati datang ke Red Bull Ring untuk mengumumkan akhir dari kariernya. Momen itu akhirnya tiba. Yakni, saat bendera finis pada balapan MotoGP Valencia dikibarkan tadi malam. Mulai hari ini, tidak ada lagi Valentino Rossi di grid MotoGP. Termasuk saat balapan kelas para raja itu kembali ke Indonesia tahun depan.
Karier Rossi setelah MotoGP
Gawai milik pembalap Formula 1 Lando Norris berbunyi Rabu (10/11) lalu. Setelah ditengok, dia melihat pesan datang dari idola masa kecilnya. Sosok yang membuatnya bermimpi menjadi pembalap, yakni Valentino Rossi. ’’Kami merencanakan suatu hari bertemu di sirkuit saat akhir pekan balapan F1 dan bisa melakukan sesuatu yang menyenangkan bersama-sama,’’ ungkap pembalap McLaren itu dalam jumpa pers pralomba menjelang GP Brasil minggu lalu.
Bagi Rossi, pensiun berarti lebih sering membalap. Dengan berakhirnya karier balapnya di MotoGP, dimulai pula bab baru dalam kehidupan rider asal Tavulia, Italia, tersebut. ’’Setelah pensiun dari pembalap motor, aku akan menjadi pembalap mobil,’’ ujar Rossi. Bukan hanya untuk iseng-iseng mengisi waktu pensiunnya, tapi karier di level serius.
Sebelum MotoGP Portugal berlangsung pekan lalu, Rossi diketahui tengah menjajal Ferrari 488 GT3 bersama adik tirinya, Luca Marini, dan sahabatnya, Uccio. Ketiganya sudah dijadwalkan tampil pada ajang balapan ketahanan Gulf 12 Jam di Bahrain 7-8 Januari nanti. Pada 2019, mereka sukses berdiri di podium pada ajang tersebut.
Sejumlah agenda reli juga sudah menanti Rossi. Tapi, yang paling diimpikan Rossi adalah tampil di ajang bergengsi Le Mans Series dengan mengendarai mobil LMP2 (Le Mans Prototype 2). ’’Tapi, aku perlu mengukur dulu kecepatanku karena di sana banyak sekali pembalap kencang,’’ ucap Rossi.
’’Saat ini aku bersiap untuk tampil di balapan GT dan balapan ketahanan. Karena mereka akan memiliki kelas baru bernama Hypercar. Dan pada 2023 semua pabrikan besar akan turun di kelas ini seperti Ferrari, Porsche, dan Audi,’’ tambahnya. Di luar sirkuit, kehidupan Rossi tak kalah seru. Dia sedang menanti-nanti kelahiran anak pertamanya dengan sang kekasih, Francesca Sofia Novello, 25. Pertengahan Agustus lalu, keduanya memamerkan hasil USG kandungan Sofia yang menunjukkan calon jabang bayinya berjenis kelamin perempuan.
Itu pula yang membuat Stefania memberi persetujuan saat Rossi meminta restu untuk pensiun. Dia juga ingin menyaksikan putranya itu membangun rumah tangga kecil di Tavulia, Italia, kampung halamannya.