Aturan bagi pendatang baru bakal diperketat. Pendatang yang tidak mendapatkan pekerjaan selama berada di Balikpapan dalam beberapa waktu, harus kembali ke daerah asal.
BALIKPAPAN-Pemerintah Kota Minyak bakal memperketat pendatang atau warga ber-KTP luar Balikpapan, menyusul rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.
Wali Kota Rahmad Mas’ud mengatakan, Balikpapan sebagai kota penyangga dan gerbang Kalimantan Timur berpotensi kedatangan pendatang baru. “Nah yang datang ini, nanti bakal kami perketat. Seperti era Wali Kota Balikpapan Imdaad Hamid, pendatang tidak memiliki KTP Balikpapan dan tidak mendapatkan pekerjaan selama berada di Balikpapan dalam beberapa waktu harus kembali ke daerah asal,” kata Rahmad, Kamis (11/11).
Ia menerangkan, bisa berbahaya, jika mereka yang datang tidak ada jaminan pekerjaan. Rahmad mengaku, adapun jaminan bagi pendatang ke Balikpapan, salah satu langkah menekan dan mengantisipasi melonjaknya pendatang ke kota Balikpapan. Pasalnya, pembangunan IKN rencananya sudah mulai dikerjakan awal 2022.
"Kita berharap dan mudah-mudahan pembangunan IKN terealisasi, tidak tertunda dan tidak molor lagi. Kita harus mendukung dan mempersiapkan sebagai warga Balikpapan atau Kaltim di tengah pembangunan IKN banyak pendatang yang datang ke sini," ungkapnya.
Rahmad menegaskan, upaya menekan angka pendatang ke Balikpapan, bertujuan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap Kaltim. "Mohon maaf, bukan berarti membatasi warga negara masuk ke Kaltim. Ini baru mau kami bicarakan nanti. Mudah-mudahan didukung," ujarnya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Balikpapan Hasbullah Helmi mengatakan, pendatang masih terus ada. “Ya, karena Balikpapan ini kota berkembang, tentu jadi minat masyarakat,” tuturnya.
Ia menjelaskan, Kota Minyak ini memiliki infrastruktur yang bagus. Ditambah adanya proyek RDMP dan nanti IKN. Pasti akan menjadi daya tarik tersendiri. “Pasti pertumbuhan nantinya tinggi. Yang datang ke sini bahkan memiliki surat pindah,” bebernya. Menurutnya, saat era batu bara berjaya, pertumbuhan penduduk mencapai 5 persen. Kalau sekarang hanya di bawah 1 persen. (aji/ms/k15)