IKN Harus Selaras dengan Kawasan Sekitar

- Kamis, 11 November 2021 | 16:26 WIB
PERLU DUKUNGAN: Akses darat antara kabupaten/kota di Kaltim masih menjadi pekerjaan rumah. Perlu dukungan pusat.
PERLU DUKUNGAN: Akses darat antara kabupaten/kota di Kaltim masih menjadi pekerjaan rumah. Perlu dukungan pusat.

Ketimpangan antara kawasan ibu kota negara dengan wilayah sekitarnya tak boleh terjadi. Pembangunan mesti tetap seimbang.

 

SAMARINDA – Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi menekankan beberapa hal terkait pembangunan ibu kota negara (IKN) di Bumi Etam. Dia menegaskan bahwa pembangunan IKN tidak boleh mengabaikan Kaltim secara keseluruhan. Meskipun, nantinya Kaltim dan IKN adalah dua wilayah yang berbeda.

Selama ini update terkait pembangunan IKN itu berasal dari pusat. Sebab itu, posisi Pemprov Kaltim masih tak aktif dalam pembangunan.

"Pembangunan istana itu saja update terakhir, detailnya kan bukan urusan kita. Urusan pusat. Tapi kami tetap memantau, pembangunan IKN harus tetap seimbang, selaras, dan terpadu dengan daerah sekitarnya," jelas Hadi.

Alasannya tentu saja agar tidak ada ketimpangan yang bikin malu IKN. Jangan sampai IKN dibangun dengan segala kecanggihan dan konsep serba hijau. Namun, tetangganya yaitu Kaltim, masih dilanda masalah dan tertinggal pembangunannya. Sebab itu, pembangunan akses di Kaltim seperti tol Samarinda-Bontang dan akses ke daerah lain juga harus didukung pemerintah pusat.

Apalagi akses darat antara kota/kabupaten di Kaltim masih menjadi pekerjaan rumah. Sebab, akses yang tak mulus dan masih banyak berlubang. Sejumlah masalah kebutuhan dasar memang saat ini masih menghantui. Mulai dari akses jalan, juga masalah air.

Nah masalahnya, diakuinya saat ini memang salah satu problem di untuk kawasan Sepaku dan sekitarnya yang menjadi lokasi inti IKN adalah air baku. Kawasan ini kesusahan air baku karena sumber airnya terasa payau. Di sisi lain, pusat sempat memberikan wacana bahwa air baku bisa diambil dari kolam tambang.

"Terserah mereka, itu sangat memungkinkan. Curah hujan di Kaltim tinggi. Air bekas lubang tambang bisa ditampung. Tapi jangka pendek, ya, jangka panjang susah. Harusnya Bappenas juga meng-cover warga yang kesulitan air baku. Kalau Kaltim sulit pakai air tanah karena jauh bornya. Perlu biaya besar," jelas Hadi.

Sebab itu, opsi membangun bendungan seperti yang sebelumnya sudah direncanakan, itu juga didorong. Selain menjadi sumber air untuk pangan dan kebutuhan sehari-hari masyarakat di IKN nanti, air tersebut juga akan dialirkan untuk kebutuhan irigasi pertanian di sekitar IKN. Hal ini pun akan selaras dengan rencana pembangunan Kaltim yang salah satu fokusnya adalah distribusi jaringan air. (nyc/dwi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X