Harga Batu Bara Cetak Rekor Tertinggi, Intervensi Pemerintah Tiongkok, Desember Diprediksi Turun

- Kamis, 11 November 2021 | 15:38 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA – Tren kenaikan Harga Batu Bara Acuan (HBA) masih bertahan. Pada bulan ini mengalami lonjakan sebesar 33 persen dibanding Oktober. HBA November tercatat USD 215,01 per ton dari sebelumnya USD 161,63. Total kenaikannya mencapai USD 53,38 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menuturkan, kenaikan itu dipengaruhi oleh datangnya musim dingin dan krisis batu bara yang dialami Tiongkok. Kondisi itu berimbas pada harga global. ‘’Harga bulan ini merupakan level HBA tertinggi dalam puluhan tahun terakhir. Permintaan dari Tiongkok meningkat menyusul mulai memasuki musim dingin serta kondisi cuaca buruk menyebabkan terganggunya kegiatan produksi dan transportasi batubara di provinsi produsen batubara,’’ ujarnya.

Dia melanjutkan, faktor kenaikan lainnya dipicu oleh terkereknya harga gas alam. ‘’Supercycle masih punya pengaruh mendorong kenaikan harga komoditas dasar akibat dari adanya pertumbuhan ekonomi global baru pascapandemi,’’ tuturnya.

Terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menuturkan, HBA November merupakan refleksi indeks rerata harga di Oktober. ‘’Sejak akhir bulan lalu tren harga terus menurun hingga saat ini. Utamanya dipicu oleh intervensi dari pemerintah Tiongkok,’’ ujarnya kepada Jawa Pos.

Dia memproyeksi pergerakan HBA bakal menurun pada bulan depan meski, penurunan diproyeksi akan tetap di level yang terjaga. ‘’Tren menurun hingga awal tahun kuartal I 2022. Namun, masih di level yang positif bagi penambang,’’ tambahnya.

HBA terus mengalami reli yang luar biasa sepanjang tahun 2021. Dibuka pada level USD 75,84 per ton di Januari, HBA mengalami kenaikan pada Februari USD 87,79 per ton. Sempat turun di Maret USD 84,47 per ton. Selanjutnya terus mengalami kenaikan secara beruntun hingga bulan November 2021. (Selengkapnya lihat grafis)

Sebagai informasi, HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.

Agung melanjutkan, terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA, yakni supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier. Hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun, loading terminal.

Sementara, faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.(dee/dio)

 

 

Pergerakan Harga Batu Bara Acuan (HBA) Sepanjang 2021

 

Bulan HBA

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X